Antisipasi Antraks, DKPP Bantul Lakukan Pengecekan dan Pengambilan Sampel Daging Ternak

Hal itu untuk mengantisipasi wabah penyakit antraks, sebagaimana terjadi di kabupaten lain pada beberapa waktu lalu. 

DOK. Kemenkes RI
Ilustrasi penyakit antraks oleh Kemenkes RI 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul menggencarkan pemeriksaan daging dan hewan ternak di sejumlah titik.

Hal itu untuk mengantisipasi wabah penyakit antraks, sebagaimana terjadi di kabupaten lain pada beberapa waktu lalu. 

Kepala DKPP Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, berujar pihaknya sudah rutin melakukan pemantauan di sejumlah pasar, baik itu di Pasar Bantul, Niten, Imogiri termusuk tempat penampungan hewan-hewan ternak.

Kemudian, mengambil sampel untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut. 

"Kami sudah ada pemantauan di pasar-pasar dan teman-teman sudah ngecek sambil bawa sampel, terus dikirim ke Bbvet Wates. Lalu kami juga mengecek secara laboratorium sesuai kemampuan laboratorium kami," ucap Joko, Senin (1/4/2024).

Tidak hanya itu, pihaknya juga melakukan pengecekan terhadap daging yang dijual menjadi makanan olahan.

Satu di antaranya dilakukan di tempat sate Pak Pong. 

"Itu juga kami awasi ternak yang di potong oleh mereka. Karena, Pak Pong juga salah satu kuliner daging terbesar di Kabupaten Bantul," tutur dia. 

Lalu, pihaknya juga melakukan pantauan lalu lintas keluar masuk ternak di Kabupaten Bantul.

Dengan begitu, diharapkan tidak menimbulkan penyakit bagi masyarakat yang didapatkan dari hewan ternak sakit dan dikonsumsi oleh masyarakat.

"Jangan sampe masyarakat Bantul atau para konsumen daging yang ada di Bantul itu mengkonsumsi daging yang tidak sehat," pintanya. 

Di sisi lain, untuk daging hewan ternak yang sempat dilakukan pengecekan dan pengambilan sampel, kata Joko, pada saat ini masih dinyatakan layak untuk dikonsumsi 

"Hasilnya, sampai sekarang belum ada temuan. Termasuk daging sapi maupun ayam," jelas Joko.

Saat disinggung terkait temuan hewan ternak yang sakit dan mendadak mati pada beberapa waktu laku, Joko mengatakan bahwa itu bukan penyakit zoonosis. 

"Menang ada beberapa daerah yang kemarin ditemukan (ternak sakit dan mati mendadak). Tapi itu bukan penyakit zoonosis. Seperti (ternak yang sakit dan mati mendadak) di Srigading, itu hanya terjadi cacing hati yang sudah akut," beber dia.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved