Mutiara Ramadan: Takut Kepada Allah

Sutanto 

Guru MTsN 3 Bantul

TAKUT kepada Allah bukanlah sifat pengecut dan bernyali kecil, namun sebagai perwujudan ketaatan seorang hamba kepada Dzat Yang Maha Kuasa.

Manusia dihadapkan pada pilihan, memelihara terus rasa takutnya kepada Allah, dan akan selamat dalam kehidupan abadi di kampung akhirat. 

Atau memperturutkan hawa nafsu, sehingga mendapat kepedihan di hari pembalasan. 

Abullaits Assamarqandi dalam Tanbihul Ghafilin menjelaskan tentang tujuh tanda orang yang memiliki rasa takut kepada Allah. 

Ketujuh tanda tersebut adalah : 

Pertama, lisannya tidak berkata dusta, ghibah dan bicara yang tidak penting.

Lisannya digunakan untuk dzikir kepada Allah, membaca Quran dan mempelajari ilmu. 

Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda :

 “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia selalu berkata baik atau hendaklah ia diam” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua, menjaga perutnya dari makanan haram dan tidak berlebihan. 

Apa yang masuk dalam perut sangat berpengaruh pada kesehatan jasmani dan rohani kita. 

Apabila kita makan makanan yang haram akan berdampak bagi terkabulnya doa kita, amal dan kesehatan kita. 

Puasa Ramadan merupakan media mengatur pola makan yang tidak berlebihan, selain mendapatkan nikmatnya beribadah juga mendapatkan bonus sehat raganya.

Ketiga, penghilatannya tidak digunakan untuk melihat sesuatu yang haram, dan tidak melihat dunia kecuali hanya untuk mengambil hikmah dari apa yang terjadi di dunia. 

Keempat, menjaga tangannya sehingga tidak digunakan untuk hal yang diharamkan. 

Adapun tangan juga harus dipelihara dari melakukan tindakan yang merugikan orang lain.

Kelima, menjaga kakinya sehingga tidak digunakan kepada maksiat. 

Kaki harus dipelihara dari berjalan menuju yang haram dan ke tempat yang diharamkan. 

Keenam, menjaga hatinya dari hasut, iri, dengki, dan memiliki rasa kasih sayang kepada sesama muslim.

Ketujuh, taat kepada Allah dengan penuh keikhlasan dan menghindarkan dari riya. (*)