"Saat ini masyarakat masih melakukan. Memang diterpa perubahan, tetapi saya melihat nilai budaya ini tidak hilang. Sehingga memang harus dilestarikan. Banyak sumber yang bisa dirujuk, bisa ke Dinas Kebudayaan, di kecamatan juga bisa. Atau yang paling sederhana bisa mencari informasi melalui internet," ungkapnya.
Ia menambahkan tradisi daur hidup yang saat ini berlangsung merupakan investasi budaya dan spiritual. Karena tradisi tersebut mengimplementasikan hubungan dengan Tuhan, dengan sesama, dan alam.
"Kalau kita lihat dengan isu mutakhir saat ini. Tradisi daur hidup bisa dikaitkan dengan stunting, karena daur hidup tidak bisa dipisahkan dengan perempuan. Ini menjadi investasi budaya sekaligus SDM perempuan. Aspeknya luas, tidak hanya dalam bentuk upacara, tetapi ada sesuatu di balik itu yang sangat besar," imbuhnya. ( Tribunjogja.com )
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.