Pilpres 2024

Prabowo-Gibran Unggul di 'Kandang Banteng', TKN Sebut Bukan Anomali

Supriyanto menyampaikan antara Pileg, Pilpres serta Pilkada masing-masing memiliki dinamika yang berbeda. 

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
Wakil Komandan Relawan Golf TKN Prabowo-Gibran, Supriyanto. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menyebut keunggulan torehan suara 02 di 'kandang banteng' bukanlah sebuah anomali.

Sebab, meski seringkali dicap sebagai 'kandang banteng', kemenangan PDIP di daerah basis seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, tak pernah mutlak dan sangat bergantung pada figur-figur yang dicalonkan di Pilpres atau Pilkada.

Wakil Komandan Relawan Golf (Relawan) TKN Prabowo-Gibran, Supriyanto, menyampaikan antara Pileg, Pilpres serta Pilkada masing-masing memiliki dinamika yang berbeda. 

Dicontohkan, pada Pilpres 2014, suara Jokowi jauh di atas PDIP, karena ada tambahan dukungan dari PKB dan Nasdem, hingga kekuatan non partai, atau relawan, yang sukses merangkul swing voter

"Begitu juga di Pilpres 2019, raihan suara Jokowi-Maruf Amin jauh di atas suara PDIP, karena tambahan suara partai pendukung koalisi seperti PKB, Golkar dan PPP sangat signifiikan, plus dukungan relawan Jokowi yang solid," ujarnya, Jumat (16/2/2024).

Sementara, pada Pilpres 2024, Ganjar-Mahfud hanya diusung partai parlemen PDIP dan PPP, dengan PDIP sebagai tulang punggung, karena di daerah basis Jawa-Bali suara PPP tidak signifikan. 

Kemudian, pernyataan beberapa elit PDIP yang selalu meremehkan relawan, membuat mereka yang selama ini berjuang memenangkan Jokowi dan PDIP, beralih dukungan menuju Prabowo-Gibran.

"Terus, kampanye kemarin banyak pernyataan elit PDIP yang blunder menyerang Presiden Jokowi dan program polulis Prabowo-Gibran seperti makan siang dan susu gratis," ucapnya.

Menurut Supriyanto, para elit PDIP sekaan lupa jika konstituen mereka adalah wong cilik, kaum marhaen dan penggemar Jokowi. 

Sehingga, sangat logis jika kemudian perolehan suara PDIP turun dan pendukungnya ikut memilih Prabowo-Gibran yang melanjutkan program populis Jokowi. 

"Semestinya hasil Pemilu 2024 ini bisa menjadi evaluasi dan refleksi, mengapa suara PDIP turun dan Ganjar-Mahfud menjadi juru kunci (hasil quick count), bukan menyalahkan pihak lain," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved