Warga Bayen Demo Pembangunan Jalan Tol Jogja- Solo, Tuntut Kepastian Relokasi Makam
Dua komplek makam di Padukuhan Bayen, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman terdampak pembangunan jalan tol Jogja- Solo.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dua komplek makam di Padukuhan Bayen, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman terdampak pembangunan jalan tol Jogja- Solo.
Pembangunan jalan bebas hambatan tersebut kini terus dikerjakan. Namun hingga kini belum ada pemindahan atau relokasi makam.
Karena itu, warga Bayen melakukan aksi dengan memasang spanduk menolak pembangunan jalan tol sebelum ada kepastian relokasi makam.
"Intinya, sebelum ada tanah pengganti makam itu kita menolak pembangunan jalan tol," kata Dukuh Bayen, Mukti Sukamdani kepada wartawan, Rabu (6/2/2024).
Aksi pemasangan spanduk diikuti ratusan warga Bayen. Mereka unjuk rasa menuntut adanya kepastian relokasi makam.
Mukti mengatakan, ada dua komplek makam di Padukuhan Bayen yang terdampak pembangunan jalan tol Jogja- Solo.
Satu komplek makam terdampak total keseluruhan. Sedangkan satu lagi hanya tergerus sebagian. Kedua makam tersebut berada di Tanah Kasultanan atau Sultan Ground.
Sejauh ini pembangunan jalan tol Jogja-Solo sudah dimulai dari Kalurahan Tamanmartani, Kalasan.
Pembangunan terus berjalan karena di Purwomartani sendiri sudah ada pembebasan uang ganti kerugian (UGR).
Bahkan warga sudah membongkar secara mandiri rumah-rumah yang terdampak. Sebab itu, sebelum pembangunan jalan tol masuk ke Padukuhan Bayen, warga ahli waris meminta agar dua komplek makam yang merupakan fasilitas umum diberi kepastian pemindahan.
Baca juga: Progres Pembangunan Jalan Tol Jogja- Solo Paket 2.2, Pengerjaan Kontruksi Sudah 26 Persen
Menurut Mukti, sudah ada audiensi dengan pihak panitia jalan tol namun baru sebatas pembicaraan perihal tanah pengganti maupun perizinannya. Sedangkan warga meminta ada kepastian relokasi sebelum jalan tol dibangun.
"Sebelum (pembangunan tol) masuk ke wilayah kami, maka kami ada keinginan- keinginan seperti itu. Jadi sebelum masuk ke Purwomartani, dari warga minta kejelasan, tentang pemindahan makam. Kalau untuk pembangunan jalan tol sebenarnya dari warga mendukung. Tapi fasum, berwujud makam, agar diberi perhatian dan kejelasan," kata dia.
Sementara itu, Lurah Purwomartani, Semiono menyampaikan, masyarakat Padukuhan Bayen pada prinsipnya tidak menolak pembangunan jalan tol.
Justru mendukung, tapi pembangunan proyek strategis nasional itu harus dibarengi dengan penyelesaian relokasi makam. Sederhananya, warga minta dibuatkan kembali makam yang tergerus pembangunan jalan tol.
Mengenai tuntutan warga ini, pihak Kalurahan mengaku sudah berkoordinasi dengan Kanwil BPN DIY dan PPK pembangunan jalan tol tadi pagi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.