Pilpres 2024

Menimbang Pilihan Warga Yogyakarta : Makan Siang Gratis vs Internet Gratis

Yogyakarta dihadapkan pada pilihan krusial: Apakah lebih penting, program makan siang gratis atau akses internet gratis?

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.istimewa
Ketua DPD Partai Gerindra DIY dan Wakil Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Prabowo-Gibran DIY, Danang Wicaksana Sulistya 

Oleh : Danang WS, Ketua DPD Partai Gerindra DIY dan Wakil Ketua Tim Pemenangan Daerah Prabowo-Gibran

Di tengah pergulatan ekonomi dan pendidikan yang kian dinamis, Yogyakarta dihadapkan pada pilihan krusial: Apakah lebih penting, program makan siang gratis atau akses internet gratis?

Sebagai Ketua DPD Partai Gerindra DIY, saya mendukung penuh Program Makan Siang Gratis yang diusulkan oleh Pasangan Calon Presiden Prabowo-Gibran, sebuah inisiatif yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar tetapi juga menyentuh akar perekonomian kita.

Kebutuhan Nyata Yogyakarta

Yogyakarta, dengan populasi yang besar di pedesaan, membutuhkan lebih dari sekadar akses internet.

Data menunjukkan bahwa perekonomian lokal sangat bergantung pada sektor pertanian dan UMKM.

Dalam situasi ini, program makan siang gratis bukan hanya tentang pemberian makanan, tetapi juga tentang menghidupkan kembali ekonomi pedesaan.

Program Makan Siang Gratis: Lebih dari Sekadar Makanan

"Program Makan Siang Gratis yang Prabowo-Gibran luncurkan bukan sekadar soal piring berisi makanan, tetapi tentang menyemai masa depan yang lebih cerah bagi seluruh Indonesia.

Program ini menghidupkan kembali desa, para pedagang pasar, dan menguatkan UMKM.

Dengan memprioritaskan bahan lokal, kami tidak hanya memberi nutrisi bagi anak-anak kita, tetapi juga menyirami akar perekonomian kita – dari sawah petani, dapur Warteg, hingga pasar desa.

Ini adalah efek domino yang menggerakkan sektor akar rumput, mengubah makan siang menjadi alat penguatan ekonomi dan pendidikan, dan membuka jalan bagi generasi yang lebih kuat, sehat, dan mandiri."

Desa Berdaya: Membangun Ekonomi dari Dasar

Konsep "Desa Berdaya" menjadi kunci di sini.

Melalui program makan siang gratis, kita tidak hanya memberikan nutrisi yang cukup bagi anak-anak sekolah, tetapi juga memperkuat ekonomi desa.

Ini adalah langkah nyata dalam membangun ekonomi Yogyakarta dari akar rumput, menyediakan pasar yang stabil untuk produk lokal dan menyokong perekonomian desa.

Menyelaraskan dengan Kebutuhan Lokal

Program Asta Cita Prabowo Gibran, yang dirancang untuk menyatu sempurna dengan kebutuhan Yogyakarta, menawarkan lebih dari sekadar pemenuhan kebutuhan fisik melalui program makan siang gratis.

Namun, harus diakui, bahwa sementara ini merupakan langkah positif, ia bukanlah akhir dari tantangan yang dihadapi.

Program ini harus dilihat sebagai titik awal menuju pendidikan dan kesejahteraan yang lebih baik, bukan sebagai solusi akhir.

Di wilayah pedesaan Yogyakarta, banyak anak-anak berjuang untuk memperoleh nutrisi yang cukup.

Program makan siang gratis bukan hanya membantu mereka mendapatkan makanan sehat, tetapi juga mendukung ekonomi lokal, terutama petani, pedagang maupun nelayan lokal.

Namun, pertanyaannya adalah, apakah langkah ini cukup untuk menjamin bahwa dampak positifnya merata dan berkelanjutan?

Kita perlu memastikan bahwa program ini tidak hanya menjadi simbolis, tetapi juga membawa perubahan nyata dan jangka panjang.

Selain itu, program ini harus diintegrasikan dengan upaya pendidikan tentang nutrisi dan gaya hidup sehat.

Meskipun penting untuk mengisi perut anak-anak, penting pula untuk mengisi pikiran mereka dengan pengetahuan tentang makanan yang baik bagi tubuh mereka.

Integrasi pendidikan gizi dalam kurikulum sekolah adalah langkah kritis yang tidak boleh diabaikan.

Dengan pendekatan yang terpadu dan kritis, Program Asta Cita Prabowo Gibran dapat menjadi lebih dari sekadar program makanan - menjadi katalisator bagi pertumbuhan holistik dan pembangunan berkelanjutan di Yogyakarta

Pilihan yang Mendefinisikan Masa Depan Yogyakarta

Dengan memprioritaskan program makan siang gratis sebagai fondasi, Yogyakarta menetapkan fondasi untuk pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Ini bukan hanya tentang memberi makan, tetapi tentang membentuk masa depan ekonomi dan pendidikan Yogyakarta. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved