Tol Yogyakarta Bawen

KISAH Penerima Uang Ganti Lahan Terdampak Tol Jogja-Bawen, Rumah Baru Dibangun Kena Lagi

ternyata ada review design jalan Tol Jogja-Bawen di seputar Selokan Mataram yang mengharuskan ada tambahan lahan seluas 18,8 hektar.

|
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Iwan Al Khasni
PUPR
ILUSTRASI- Jalan Tol Jogja-Solo paket 2.2 ini akan terkoneksi langsung dengan Jalan Tol Jogja-Bawen seksi 1. 

Warga yang lahan maupun rumahnya terdampak pembangunan jalan tol tidak selalu bahagia, karena mendapatkan uang ganti rugi yang cukup banyak. Ada juga yang kadang merasa nelangsa. Namun terpaksa harus mengikhlaskan demi proyek strategis negara.

Proses Pembayaran UGR tambahan lahan jalan tol Jogja- Bawen seksi 1 di Kalurahan Tirtoadi, Sleman Jumat (12/1/2024).
Proses Pembayaran UGR tambahan lahan jalan tol Jogja- Bawen seksi 1 di Kalurahan Tirtoadi, Sleman Jumat (12/1/2024). (Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin)


ITU dirasakan Walijo, warga Pundong 3, Kalurahan Tirtoadi, Kabupaten Sleman.

Pria 55 tahun itu lahannya terdampak Tol Jogja-Bawen seksi 1 dua kali.

Pengadaan tanah tahap pertama, lahannya terdampak dan mendapatkan kompensasi sekira Rp 250 juta.

Uang tersebut dibuat untuk membangun rumah di sisa lahan yang berada di pinggiran batas jalan tol.

Satu tahun berikutnya, ternyata ada review design jalan Tol Jogja-Bawen di seputar Selokan Mataram yang mengharuskan ada tambahan lahan seluas 18,8 hektar.

Penambahan lahan itu mengakibatkan separuh rumah Walijo yang baru dibangun terdampak.

Walijo mengaku pasrah karena ini proyek strategis pemerintah.

"Pikiran saya awal agak goyah. Waduh kok kena lagi. Tapi kemudian saya renungkan, dan mungkin ini jalan terbaik.

"Sekarang saya menempati rumah yang separuh itu," kata dia, saat menerima Uang Ganti Kerugian (UGK) lahan terdampak Tol Jogja-Bawen di Kalurahan Tirtoadi, Jumat (12/1/2024).

Walijo menerima UGK senilai Rp 492 juta rupiah atas 76 meter lahan dan separuh bangunan rumah yang terdampak.

Rencananya, uang tersebut akan digunakan untuk meninggikan bangunan rumah.

Ia mengaku bisa saja pergi dari lokasi itu dan membangun rumah baru.

Namun Ia mengaku berat untuk kembali membangun tempat tinggal dari awal.

Apalagi, ia juga tidak mau meninggalkan kampung halaman dan kehidupan bersama masyarakat setempat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved