Berita Kota Yogya Hari Ini

Legislatif Desak Pemkot Yogyakarta Gulirkan Kajian Dampak Tol untuk Antisipasi Kemacetan

Volume kendaraan di Kota Yogyakarta diprediksi bakal meningkat signifikan saat Tol Yogyakarta-Solo dan Yogyakarta-Bawen

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Azka Ramadhan
Suasana agenda diskusi Obrolan Tugu, bersama Tribun Jogja, Kamis (23/11/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Volume kendaraan di Kota Yogyakarta diprediksi bakal meningkat signifikan saat Tol Yogyakarta-Solo dan Yogyakarta-Bawen mulai beroperasi, pada kisaran akhir 2024.

Alhasil, kalangan legislatif pun mendesak supaya Pemkot Yogyakarta bersiap diri, dengan menggulirkan kajian yang benar-benar matang, mengenai dampak lalu lintas selepas jalan tol beroperasi.

Anggota Komisi C DPRD Kota Yogyakarta, Cahyo Wibowo, menyampaikan, keberadaan jalan tol membuat akses menuju Kota Yogya, termasuk dengan kendaraan pribadi, dipastikan bakal lebih mudah.

Baca juga: Pemkab Purworejo Usul UMK 2024 Naik 1,61 Persen atau Rp32 Ribu, KSPSI: Harusnya Disamakan yang Lain

Sehingga, derajat kejenuhan jalan, atau vc ratio di seputaran Kota Yogya yang kini masih terbilang aman, di angka 0,6 diprediksi melonjak drastis.

"Pemkot sudah harus melakukan kajian secara komperhensif. Tentu kami di DPRD siap mendukung itu," tandasnya, di sela agenda diskusi Obrolan Tugu, bersama Tribun Jogja, Kamis (23/11/2023).

Secara garis besar, ia mengatakan, keberadaan tol memberikan manfaat besar untuk Kota Yogya, karena  menipiskan sekat antar daerah, yang dampaknya perekonomian masyarakat terungkit.

Namun, dampak negatifnya tetap ada, dimana kemacetan, serta antrean kendaraan di ruas-ruas jalan Kota Pelajar tidak akan terhindarkan lagi jika konsekuensi itu tak cepat diantisipasi.

"Kesiapan manajemen lalu lintas harus disiapkan sedari titik masuk hingga keluar Kota Yogya. Ini harus disiapkan matang supaya bisa mendorong ungkitan ekonomi di wilayah yang dilalui," urainya.

"Memang, ini butuh sinergitas semua pihak, tidak bisa diserahkan Dinas Perhubungan ya, butuh peran serta Dinas PUPKP, bahkan perangkat daerah di bidang perekonomian juga," tambah Cahyo.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Yogya, Kadri Renggono, menandaskan, sampai sejauh ini pihaknya masih menghitung potensi tambahan volume lalin dampak operasional tol.

Ia pun tak menampik, dibutuhkan sebuah kajian yang benar-benar matang, agar nantinya kendaraan yang masuk ke wilayah Kota Pelajar dapat diarahkan ke mana saja, untuk menakan antrean.

"Karena dapat dipastikan, mereka akan beraktivitas di Kota Yogyakarta. Jadi, masuknya, terus keluarnya itu dari mana, harus dikaji," tandas Kadri.

Oleh seba itu, dirinya berharap Pemda DIY segera memberikan gambaran yang lebih komperhensif soal tol, supaya Kota Yogya dan kabupaten lainnya bisa segera mengambil tindakan terbaik.

Dijelaskannya, kemacetan sebagai satu konsekuensi operasional tol memang tidak dapat dihindari, tapi ketika langkah-langkah dan kebijakan dilakukan secara tepat, maka itu bisa diminimalisir.

"Makanya, kita juga harus ada koordinasi dengan Sekber Kartomantul. Tidak bisa kita ambil keputusan sendiri saat tol beroperasi," cetusnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved