Ngayogjazz - Jazz, Guyup dan Gotong Royong

Jazz itu asyik, spontan, interaktif dan ekspresif, begitulah cara memainkan musik jazz. Boleh dibilang hampir tanpa batasan.

Editor: ribut raharjo
zoom-inlihat foto Ngayogjazz - Jazz, Guyup dan Gotong Royong
Istimewa
Yudah Prakoso

Oleh: Yudah Prakoso R, Wartawan Senior

TRIBUNJOGJA.COM - Jazz itu asyik, spontan, interaktif dan ekspresif, begitulah cara memainkan musik jazz. Boleh dibilang hampir tanpa batasan.

Siapapun, alat musik apapun, kapanpun, dimanapun. Bahkan dalam suasana dan kondisi apapun, karena jazz lahir dalam sebuah kondisi sosial yang kemudian menggunakan permainan musik sebagai responsnya.

Jazz menjadi sebuah pelarian dari keadaan yang penat bagi orang-orang keturunan Afrika di Amerika Serikat pada suatu masa.

Kini cara memainkan musik ini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia dan melibatkan lebih banyak orang, lebih beragam alat musik dan bermacam unsur kebudayaannya, sebanyak ragam kesenian, bunyi di bumi ini. Bahkan Jazz telah menjadi ‘hidup’ bagi sebagian orang.

Berangkat dari pengalaman diundang mengisi Jak Jazz pada 1995. Saat itu Alm. Gregorius Djaduk Ferianto berpikir jazz pasti elite, sulit, penuh teknik, dan mainnya di tempat mahal.

Menurut para pakar musik, apa yang Djaduk Ferianto lakukan selama ini sangat jazzy. Jazz itu semangatnya adalah improvisasi. Jazz menampung segala jenis bebunyian.

Semangat improvisasi dan kolaborasi inilah yang diadopsi. Maka, pada 2007, Djaduk Ferianto dan teman-teman membuat Ngayogjazz.

Sebagai event yang bertujuan untuk mengadakan sebuah peristiwa budaya, Ngayogjazz akan bersifat terbuka. Di setiap tahunnya Ngayogjazz selalu memilih tempat penyelenggaraan di pedesaan sekaligus melibatkan masyarakatnya sehingga event ini secara tidak langsung juga menjadi milik masyarakat di mana Ngayogjazz diselenggarakan.

Pemilihan dan pengaturan tempatnya akan membuat masyarakat sekitar bisa menikmati dan berpartisipasi langsung di dalam event ini.

Selain kesenian tradisional setempat, akan selalu ada pasar tiban bernama Pasar Jazz yang mayoritas diikuti oleh penduduk setempat sebagai usaha pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Ngayogjazz tetap akan bisa disaksikan, diikuti, dan dinikmati secara gratis tanpa pungutan tanda masuk dan tanpa pungutan stand di Pasar Jazz.

Bahkan berbagai komunitas di luar komunitas jazz akan berpartisipasi, semisal komunitas fotografi, komunitas otomotif, hingga komunitas film. Ngayogjazz yang sudah terselenggara sejak tahun 2007 selalu melibatkan komunitas-komunitas dan para musisi-musisi muda.

Hal ini memang disengaja untuk lebih membuka ruang ekspresi yang beragam dan luas dan diharapkan menjadi wadah persemaian para musisi-musisi muda berbakat. Tidak sebatas pada mempresentasikan para musisi-musisi yang sudah mapan tetapi juga para musisi-musisi muda yang berpotensi dan kreatif.

Workshop yang selalu dilaksanakan di setiap Ngayogjazz juga menjadi ajang untuk bertukar dan membagikan pengalaman antara musisimusisi yang lebih senior kepada generasi dibawahnya. Bukan hanya musisi dalam negri saja yang menjadi penampil di setiap perhelatan Ngayogjazz.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved