Berita DI Yogyakarta Hari Ini

Danais Bisa Dimanfaatkan untuk Sektor Pertanian melalui Pengelolaan Tanah Kas Desa

Pemanfaatan TKD di sektor pertanian diharapkan mampu mengentaskan kemiskinan di wilayah DIY.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Tangkapan layar rembag keistimewaan paniradya pati, Kamis (16/11/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah DIY melalui Paniradya Kaistimewaan terus mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan bantuan keuangan khusus (BKK) dana keistimewaan (Danais) untuk mengembangkan inovasi produk pertanian yang dihasilkan dari pemanfaatan tanah kas desa (TKD).

Paniradya Pati, Paniradya Keistimewaan DIY Aris Eko Nugroho mengatakan ada beberapa tanah yang dapat dimanfaatkan di antaranya tanah kas desa, palungguh, dan pangarem-arem.

Aris mengatakan pemanfaatan TKD di sektor pertanian diharapkan mampu mengentaskan kemiskinan di wilayah DIY.

Melalui sektor pertanian ini, para petani bisa memperoleh bantuan pembibitan yang dananya bersumber dari Danais.

"Jogja banyak kemiskinan dan ini mengharapkan menjadi berkurang. Ini ada TKD yang bisa dimanfaatkan. Kami paniradya menjalankam keistimewaan di Jogja. Ada pendanaan peruntukan kesejahteraan masyarakat, nah ini sarana bibit bisa dari danais," ujanya, melalui podcast Rembag Kaistimeewaan, Inovasi Pertanian Buah Melon di Tanah Kas Kalurahan, Kamis (16/11/2023).

Aris mengatakan sejauh ini dari total 392 kalurahan di DIY baru 11 kalurahan yang memanfaatkan BKK Danais dibidang pengelolaan tanah pada bidang pertanian.

Dia menuturkan, selama ini penyaluran danais pada bidang pertanahan hanya sebatas sertifikasi tanah berkarakter khusus saja termasuk TKD. 

"Kami bersama Dispertaru bahwa ini harus ada inovasi. Kalau semua muara akhirnya  tentu kesejahteraan masyarakat maka tidak hanya sertifikasi saja, tapi bagaimana lahan TKD bisa dimanfaatkan," terang dia.

Salah satu Kalurahan yang sudah memanfaatkan TKD untuk sektor pertanian dan kinj telah melahirkan inovasi pada buah melon yakni Kalurahan Mardikorejo, Tempel, Kabupaten Sleman.

Petani setempat membuat daya tarik terendiri dengan cara membuat tulisan timbul pada buah melon yang ditanam.

Sehingga ketika dipanen buah melon tersebut terlihat unik dan mampu mempengaruhi harga dari melon pada umumnya.

Aris berharap apa yang dilakukan Kalurah  Mardikorejo menjadi inspirasi bagi kalurahan lain agar memunculkan sebuah inovasi bidang pertanian.

"Terus terang awalnya di sana salak pondoh, lalu berkembang ke cabai dan sekarang melon. Itu melon bisa dipesan dengan tulisan sesuai permintaan. Kalau dipanin tulisannya bisa timbul," jelasnya.


Kendati demikian, pihaknya terus berharap supaya produktifitas petani buah melon di Mardikorejo bukan hanya saat bulan April saja melainkan rutin setiap dua bulan sekali dapat dipanen.


"In tantangan agar petani Jogja menjadi andalan bagi pemda, keluarga dan masyarakat," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved