Berita DI Yogyakarta Hari Ini

Desa Prima Jadi Jurus DP3AP2 DIY untuk Mengentaskan Kemiskinan di DIY

Upaya pengentasan kemiskinan dilakukan DP3AP2 DIY melalui Desa Prima (perempuan Indonesia maju mandiri), yang dibentuk di masing-masing kalurahan.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Kabid Kualitas Hidup Perempuan DP3AP2 DIY, Rofiqoh Widiastuti dan Komisi D DPRD DIY, Imam Taufik dalam Podcast Bincang Keluarga. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Pemerintah Daerah DIY tengah fokus mengentaskan kemiskinan di DIY. Apalagi angka kemiskinan di DIY masih terbilang tinggi. 

Upaya pengentasan kemiskinan juga dilakukan oleh DP3AP2 DIY melalui Desa Prima (perempuan Indonesia maju mandiri), yang dibentuk di masing-masing kalurahan/kelurahan di DIY.

Sejak diluncurkan pada 2019 lalu, sudah ada sekitar 154 Desa Prima di DIY. 

Kabid Kualitas Hidup Perempuan DP3AP2 DIY, Rofiqoh Widiastuti menerangkan Desa Prima terdiri dari perempuan rentan, seperti miskin, kepala keluarga perempuan, korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), penyintas kekerasan seksual, memiliki anggota keluarga ODGJ, difabel, dan lainnya. 

"Untuk perempuan rentan difasilitasi melalui program Desa Prima. Yang awalnya mendapatkan PKH (Program Keluarga Harapan), kemudian berproses dalam pemberdayaan, setelah itu harapannya bisa 'lulus' (tidak menerima PKH), dan bahkan bisa membuak lapangan pekerjaan," terangnya dalam Podcast Bincang Keluarga. 

Rofi mengatakan kelompok Desa Prima tersebut memiliki embrio usaha, dan setiap kelompok mendapatkan dana hibah untuk stimulan dana.

Setiap kelompok mendapatkan pelatihan dan pendampingan secara reguler. 

Dana hibah tersebut dikelola oleh kelompok, dan manfaatnya juga dirasakan langsung oleh kelompok yang bersangkutan. Sayangnya kelompok Desa Prima ini terdampak pandemi COVID-19.  

"Kemudian Pemda DIY memfasilitasi dengan rumah produksi bersama. Karena Desa Prima ini kan juga terdampak pandemi COVID-19. Tetapi bersyukur sekali karena ibu-ibu ini tangguh, dan kami juga terus memberikan semangat, sehingga bisa bertahan," katanya. 

Ia mencontohkan rumah produksi bolu kelapa di Patuk, Gunungkidul.

Awalnya kelompok tersebut ikut banyak pelatihan, sampai akhirnya berhasil menemukan bolu kelapa.

Rumah produksi Gumregah tersebut pun berhasil menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.

Sebab kelapa diperoleh dari masyarakat lokal, telur juga langsung diperoleh dari peternak sekitar, dan kebutuhan lain diperoleh dari warung-warung sekitar. 

Pihaknya pun terus melakukan pendampingan, meski tidak intensif seperti sebelumnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved