Berita Kebumen

Tuai Hasil Positif, Angka Stunting di Kebumen Turun Jadi 11,9 Persen Per Agustus 2023

Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto mengatakan, penurunan kasus stunting di wilayahnya berkat kolaborasi semua pihak. 

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
Kick Off Program stunting oleh Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto, Rabu (8/11/2023). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KEBUMEN - Penurunan stunting di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah menuai hasil positif. 

Dibuktikan dengan menurunnya kasus stunting berdasarkan pengukuran Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat per Agustus 2023 menjadi 11,9 persen dari 12,6 persen pada tahun sebelumnya. 

Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto mengatakan, penurunan kasus stunting di wilayahnya berkat kolaborasi semua pihak. 

Baca juga: UPDATE Pembebasan Lahan Proyek Bendungan Bener Purworejo: 7 Bidang Tanah di Wadas Belum Terima UGR

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen tidak bisa sendiri melainkan butuh partisipasi masyarakat dan instansi lain untuk mengatasi persoalan tersebut. 

"Kita mencoba untuk mendiskusikan upaya-upaya apa yang akan kita lakukan dalam mengatasi persoalan stunting agar angkanya terus menurun. Alhamdulillah upaya kita selama ini cukup berhasil," ujar bupati dalam keterangannya, Kamis (9/11/2023). 

Atas pencapaian tersebut, Pemkab Kebumen menerima bantuan atau dana insentif fiskal tahun ini dalam kategori peningkatan kesejahteraan masyarakat dari Kementerian Keuangan sebesar Rp 5,8 Miliar. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kebumen, Iwan Danardono menyebut, banyak upaya yang dilakukan pemerintah dalam menangani stunting baik pemberian makanan tambahan dan bantuan lainnya.

Misalnya, bantuan sanitasi air, jambanisasi, pembagian sembako, operasi pasar, penyediaan pangan murah. 

"Ada juga bapak asuh stunting, gerakan gotong-royong dalam percepatan penurunan stunting berupa pemberian makanan selama 90 hari. Dengan pemantauan dan evaluasi setiap 2 minggu," kata Iwan. 

Ia melanjutkan, program ini melibatkan 19 donatur di antaranya Baznas, BUMN, BUMD, Asosiasi Profesi, TNI, Swasta dan perseorangan. 

Penyalurannya melalui Tim Penggerak PKK kabupaten dan dialokasikan bagi 97 anak stunting hasil audit kasus stunting tahap I. 

"Penanganan stunting bukan hanya menjadi kewajiban pemerintah daerah, saat ini pemerintah desa juga wajib menganggarkan dana desa untuk penanganan stunting," ucapnya. 

Dalam kick off program stunting tersebut, Pemkab Kebumen juga memberikan apresiasi kepada lima kecamatan dengan penurunan stunting tertinggi meliputi Puring, Sempor, Sruweng, Pejagoan dan Kutowinangun. Kemudian, lima desa dengan angka stunting terendah yaitu Jatiluhur (Kec. Rowokele), Klepusanggar (Kec.Sruweng), Maduretno (Kec. Buluspesantren), Singoyudan (Kec. Mirit) dan Caruban (Kec. Adimulyo). 

Sementara khusus Desa Rangkah, Kecamatan Buayan menjadi desa dengan angka stunting nol persen atau tidak ada kasus stunting. (scp) 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved