Viral Medsos
Penjelasan BMKG tentang Awan Hujan Melingkar Tak Dekati Yogyakarta, Bukan Wilayah Keramat Ya…
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono menjelaskan itu adalah bright band echo. Adanya spot yang bolong, tidak berwarna biru itu bukan berarti
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Media sosial sempat digemparkan oleh citra satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi (Staklim) DIY yang berbentuk unik seperti lingkaran dan tidak memperlihatkan akan terjadi hujan di sekitaran DI Yogyakarta.
Gambar yang menunjukkan citra satelit berbentuk bundar, tidak berwarna biru seperti citra satelit lainnya ini tertangkap layar sekitar pukul 21.00 WIB.
Tak ayal, keunikan ini membuat netizen berkomentar bahwa pawang hujan manjur, sehingga DI Yogyakarta berpotensi memiliki cuaca cerah.
Namun, ada pula yang mengaitkan kejadian tersebut dengan hal-hal mistis seperti wilayah keramat.
Ketika dikonfirmasi Tribunjogja.com, Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono menjelaskan itu adalah bright band echo.
“Itu adalah bright band echo dari radar cuaca. Secara nyata, awan itu ada di seluruh wilayah Yogyakarta, termasuk yang bolong itu,” katanya saat dihubungi, Minggu (5/11/2023).
Adanya spot yang bolong, tidak berwarna biru itu bukan berarti DI Yogyakarta tidak mengalami hujan, apalagi dipawangi hujan.
“Ya karena kemampuan radar kami tidak bisa sampai tegak lurus, sehingga citra radar itu nampak bolong,” papar dia.
Dia mengungkap, fenomena bright band echo itu terjadi jika ada butiran air atau awan di lapisan icing.
Dengan begitu, biasanya, hujan tidak sampai ke bawah atau hanya hujan ringan saja.
Di X, ada sebuah thread yang juga menjelaskan tentang fenomena bright band echo tersebut.
Akun @mahaglp mengungkap, fenomena itu terjadi karena sudut elevasi pindaian radar hanya 19,5 derajat, sehingga tidak maksimal.
“Setiap instrumen pengamatan selalu memiliki limitasi atau ada hal yang tidak dapat diamati instrumen itu, tak terkecuali radar cuaca sendiri. Elevasi terendah dari radar itu 0,5 derajat dan tertinggi 19,5 derajat,” beber dia.
Lantas bagaimana jika objek ada di atas 19,5 derajat? Maka, pindaian radar tidak terlihat seperti yang beredar di media sosial.
“Sejatinya sejak awal, radar memang digunakan untuk mengamati objek yang jauh seperti pesawat terbang, karena radar melakukan scanning 360 derajat, tapi elevasinya mentok di 19,5 derajat. Jadinya, terbentuklah pola blank melingkar di sekitar radar DIY,” tukasnya.
Kasus Motor Pelat Merah Samsat Terdaftar Purworejo Nunggak Bayar Pajak |
![]() |
---|
KRONOLOGI Tiktoker Dilan Janiyar Jalani Sidang Perceraian di Pengadilan Agama Sleman |
![]() |
---|
APA ITU Finding Safno yang Lagi Viral di TikTok? Berawal dari Curhatan TikToker Dilan Janiyar |
![]() |
---|
SIAPA Dilan Janiyar? Ini Sosok dan Biodata Lengkap TikToker Asal Jogja yang Banjir Simpati Netizen |
![]() |
---|
SIAPA Safnoviar Tiasdi, Suami Dilan Janiyar yang Ramai Diburu Netizen hingga Ramai Finding Safno? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.