Berita Sleman Hari Ini

Budidaya Ikan di Sleman Terkendala Mahalnya Harga Pakan 

Kelompok budidaya ikan di Kabupaten Sleman terkendala dengan harga pakan yang terus melambung tinggi, terutama pasca pandemi Covid-19. Kenaikan harga

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Ahmad Syarifudin
Pembudidaya Ikan di Mina Taruna, Turi, Kabupaten Sleman sedang memberi pakan ikan di kolam budidaya. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kelompok budidaya ikan di Kabupaten Sleman terkendala dengan harga pakan yang terus melambung tinggi, terutama pasca pandemi Covid-19.

Kenaikan harga pakan bisa menyentuh Rp 100 ribu per sak. Padahal, disaat yang sama harga jual ikan cenderung stabil, tidak mengalami kenaikan.

al ini tentu mengurangi pendapatan pembudidaya. 

Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Ketua PGRI DIY Ajak Guru Jaga Netralitas dan Tidak Terlibat Politik Praktis

Anggota Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Mina Taruna, Wonokerto, Turi Wahyu Hidayat mengatakan, harga pakan ikan untuk saat ini menyentuh harga Rp 370-380 per sak.

Harga tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan sebelum pandemi yang kala itu berkisar di harga Rp 270 - 280 ribu per sak. 

"Selisihnya seratusan ribu dengan harga jual ikan sama," kata Wahyu, ditemui Kamis (2/11/2023). 

Sebelum kenaikan harga pakan, ikan nila hasil budidaya dijual dengan harga Rp 25-27 ribu per kilogram.

Kini, setelah ada kenaikan pakan, harga jualnya tetap sama.

Bahkan, kadangkala bagi pembudidaya yang mengalami kesulitan air di musim kemarau, ikan dipanen lebih awal dengan harga jual yang relatif lebih murah di harga Rp 23-24 ribu per kilogram. 

Kondisi ini menyebabkan keuntungan yang didapat oleh pembudidaya ikan semakin menipis.

Padahal, saat ini budidaya ikan lebih sulit karena memiliki resiko yang lebih besar ditengah kondisi perubahan cuaca yang tidak menentu. 

"Sekarang perubahan cuaca tidak seperti dulu. Sekarang lebih ekstrim, 

Perubahan cuaca mendadak bisa menimbulkan ikan mati. Misalnya panas kemudian tiba-tiba hujan deras, pasti banyak ikan yang mati," kata Wahyu.

Untuk menyiasati kematian ikan, pihaknya selama ini telah menggunakan teknologi sistem budidaya ikan dengan kincir. Melalui teknologi tersebut, kolam luasan 300 meter persegi mampu panen stabil di kisaran 2 ton Ikan. 

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman, Ir. Suparmono menyampaikan, satu di antara kendala utama yang dihadapi pembudidaya ikan memang harga pakan yang terus mengalami kenaikan.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved