Berita DI Yogyakarta Hari Ini

Puluhan Warga Sosromenduran Dapat Pelatihan Kebencanaan dari BPBD DIY dan Komisi A DPRD DIY

Puluhan warga Kampung Sitisewu dilatih pencegahan bencana pada area pemukiman padat penduduk, destinasi wisata dan cagar budaya.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Miftahul Huda
Para peserta pelatihan kebencanaan di Sosromenduran berfoto bersama dengan narasumber, Rabu (1/11/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Puluhan warga Kampung Sitisewu, Kelurahan Sosromenduran, Kemantren Gedongtengen dilatih pencegahan bencana pada area pemukiman padat penduduk, destinasi wisata dan cagar budaya.

Pelatihan disampaikan langsung oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) DIY, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Sleman bersama Komisi A DPRD DIY .

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto mengapresiasi BPBD DIY yang telah memfasilitasi pelatihan penanggulangan bencana di kawasan padat penduduk sekaligus tujuan wisata.

Menurutnya pelatihan ini penting sebab di DIY terdapat 12 jenis ancaman kebencanaan.

"Masyarakat harus tangguh dan dari program sinergi Komisi A DPRD DIY dengan BPBD, tahun 2022 kemarin kalurahan tangguh bencana dah selesai," katanya, Rabu (1/11/2023).

Ke depan pihaknya bersama BPBD DIY akan merampungkan satuan pendidikan aman bencana (SPAB).

Nantinya setiap sekolah wajib mengetahui mitigasi dan penanganan ketika muncul peristiwa alam yang berakibat fatal.

"Kami juga membantu peralatan baik senso, kemudian angkong dan lain-lain itu sudah diterima masyarakat tinggal diberdayakan masyarakat," terang dia.

Persoalan sampah juga turut disinggung oleh Eko Suwanto sebab menurutnya apabila sampah tidak tertangani dengan baik juga dapat menjadi bencana .

Baca juga: BPBD DIY Petakan Wilayah Rawan Potensi Bencana saat Musim Peralihan, Berikut Rinciannya

"Pemda dan pemkot harus segera memikirkan. Kemarin sudah kami bahas, pada 2024 nantinya kita akan alokasikan dana Rp4,5 miliar," ujarnya.

Dana ini untuk penanggulangan masalah sampah dengan masing-masing perkalurahan akan mendapat suntikan dana Rp100 juta. 

Anggaran tersebut nantinya akan diwujudkan dalam bentuk pembuatan biopori dan alat pencacah sampah.

"Kami usulkan biopori dan pencacah sampah. Sampah harus diseriusi, jangan sampai musim hujan, sampah belum beres. Kemudian timbul penyakit," terang dia.

Sementara Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad mengatakan BPBD DIY memiliki tugas dan fungsi penanggulangan bencana, khususnya langsung ke masyarakat.

"Untuk itu pelatihan penanggulangan dilakukan dan kami sinergi dengan BMKG terkait pemahaman kegempaan," ujarnya.

Pelatihan penanggulangan bencana kali ini disesuaikan dengan wilayah masing-masing.

Dimana berdasarkan data kematian akibat gempa 2006 lalu terdapat empat warga Sosromenduran yang meninggal dunia.

Dampak akibat gempa tersebut juga memporak porandakan kawasan perkampungan padat penduduk di sana.

"Ini upaya kami berkelanjutan sampai 2030 menjadikan Indonesia tangguh," tegasnya.

Sementara Dwi Budi Susanti selaku Koordinator bidang data dan informasi, PMG Madya BMKG Stasiun Geofisika Sleman menambahkan, pada dasarnya gempa yang berkekuatan besar akan berulang atau bersifat periodik.

"Minimal 10 tahun akan berulang. Itu kemarin 2006 kita sudah. 2023 akhir Juni kemarin itu hampir saja," ucapnya.

Dia menjelaskan yang berpotensi gempa dan tsunami di DIY ini ada pada tiga kabupaten yakni Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul.

"Kalau Sleman dan Kota Jogja lebih kepada erupsi Merapi. Tetapi Kota Jogja juga dapat kena dampak likuefaksi," ujarnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat tetap waspada terharap ancaman gampa bumi dan tsunami serta erupsi Gunung Merapi.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved