Berita Purworejo
2 PNS di Purworejo Terancam Hukuman, Diduga Gadaikan Motor Dinas Karena Terlilit Utang Pinjol
Dua orang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo terancam mendapatkan hukuman sedang hingga berat.
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO - Dua orang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo terancam mendapatkan hukuman sedang hingga berat.
Sebab, mereka diketahui telah melakukan tindakan indisipliner.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Purworejo , Fithri Edhi Nugroho, mengatakan, dua PNS yang terancam hukuman disipliner itu tersandung kasus menghilangkan atau menggelapkan aset pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Purworejo .
Tim adhoc Pemkab Purworejo pun telah menyelesaikan proses penyelidikan kasus dua PNS tersebut.
Adapun tim adhoc yang dimaksud dibentuk oleh Bupati Purworejo , Agus Bastian, terdiri dari unsur pimpinan langsung (atasan), BKPSDM, dan pengawasan (inspektorat).
"Hasil penyelidikan sudah dibuat oleh tim adhoc dan semua telah kami sampaikan ke Pak Bupati. Kini, tinggal nunggu arahan dari Pak Bupati mau memberikan hukuman disiplin berat ringan, berat sedang, atau berat berat, sesuai dengan aturan regulasi," ucap Fithri usai acara pelantikan pejabat struktural, Rabu (1/11/2023).
Fithri mengungkapkan, dua PNS yang tengah diproses sanksi hukumannya adalah W, staf Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dinpusip) Kabupaten Purworejo , dan A, staf Kecamatan Purworejo .
Mereka sama-sama diduga menyalahgunakan kewenangan terkait aset daerah.
Pegawai Dinpusip menghilangkan dua barang aset daerah yakni laptop dan sepeda motor dinas.
"Sedangkan staf Kecamatan Purworejo menghilangkan aset daerah berupa sepeda motor. Untuk staf Kecamatan Purworejo, dulu dia pernah terkena hukuman disiplin karena judi. Jadi kemungkinan besok dapat sanksi lebih berat ," sebutnya.
Berdasarkan hasil penelusuran, Fithri menyebut, barang-barang tersebut diduga telah digadaikan.
Pasalnya, kedua PNS tersebut diduga kuat terjerat utang piutang lewat pinjaman online (pinjol) dan perorangan, atau bermian judi online (game slot).
"Karena PNS yang diduga terjerat pinjol atau judi online itu bisa dilihat dari beberapa indikator. Antara lain, tidak berangkat kerja atau sudah tidak masuk kerja cukup lama. Terus untuk presensi yang seharusnya pakai wajah, malah cuma memotret meja, papan nama kantor, laptop, atau kolong meja. Saya sudah curiga kalau yang bersangkutan tidak ada di kantor saat absen," jelasnya.
Mirisnya dalam kondisi tersebut, Fithri menilai kurangnya kepedulian atasan atau pimpinan ASN dalam mengawasi kedisiplinan anak buahnya.
Sehingga, terdapat banyak anomali atau ketidaksesuaian data yang ditemukan BKPSDM Kabupaten Purworejo .
"Ada sekitar 3.000 anomali data. Jenisnya beragam, semisal sudah naik pangkat tapi data belum diubah, ada yang sudah meninggal dunia, pindah kantor, bahkan pensiun tapi belum dilakukan perubahan data. Nah itu menjadi temuan yang harus diperhatikan," ujarnya.
Oleh karena itu, Fithri mengimbau kepada pimpinan bidang, kasi, atau kepala sekolah, kepala desa, lurah, hingga kepala OPD untuk lebih memperhatikan dan peduli terhadap kinerja anak buah.
Ia juga berharap whistle blower atau tukang semprit dapat lebih aktif di internal OPD masing-masing.
"Whistle blower seperti teman lapor teman itu sebenarnya membantu kerja kami. Jadi jangan khawatir kalau mau melaporkan kinerja teman yang buruk. Data pelapor pasti akan kami rahasiakan," paparnya.
Terpisah, Camat Kecamatan Purworejo, Adi Pawoko, membenarkan bahwa salah satu staffnya sedang diselidiki oleh tim adhoc karena menghilangkan aset Pemkab berupa sepeda motor dinas.
"Untuk sekarang saya belum mengetahui hasil penyelidikan tim adhoc karena masih berproses. Tapi sudah dilakukan pelaporan ke Polsek Purworejo ," katanya.
Adi mengungkapkan, berdasarkan laporan ke Polsek, kejadian kehilangan itu bermula saat staf berinisial A suatu hari didatangi temannya, sebut saja R.
Temannya itu meminta A untuk mengantarkan pulang ke Desa Trirejo, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (rumahnya R).
Namun, saat hampir sampai di sekitar Desa Trirejo, R mengajak A untuk mampir ke sebuah warung.
Di tengah kejadian itu, R meminjam sepeda motor yang dikendarai A dengan alasan mau beli rokok.
Akan tetapi, R tidak pernah kembali.
"Kalau versi pelaporan ke Polsek seperti itu, tetapi saya belum tahu hasil penyelidikan tim adhoc dan pengakuannya (staf Kecamatan Purworejo). Saat ini polisi juga sedang melakukan penyelidikan untuk menangkap R. Dia (R) kabarnya residivis," tandasnya. ( Tribunjogja.com )
Pajak Motor Pelat Merah Nopol AA 6081 XC Telat 1 Bulan 19 Hari |
![]() |
---|
Polres Purworejo Bakal Terjunkan 386 Personel untuk Amankan Lalin Selama Lebaran 2024 |
![]() |
---|
Sejumlah Harga Bahan Pokok di Purworejo Merangkak Naik Jelang Lebaran 2024 |
![]() |
---|
10 Hari Jelang Lebaran 2024, Aktivitas Penumpang di Terminal Tipe A Purworejo Masih Landai |
![]() |
---|
Polisi Sita 10 Botol Miras dari Sebuah Toko di Kecamatan Kutoarjo Purworejo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.