Kasus Eksibisionis Masuk Grup WA SMP di Salaman Magelang, VC Pamer Mr P
Puluhan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Salaman, Kabupaten Magelang menjadi korban pelecehan seksual.
Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Iwan Al Khasni
Pelaku eksibisionis menggunakan banyak cara untuk melampiaskan hasratnya. Kasus paling umum terjadi adalah pamer kemaluan ditempat umum dengan cara yang tak diduga-duga. Namun kali ini ada kasus eksibisionisme dengan modus lain dari yang lain.
PELAKU yang masih jadi misteri ini menggunakan aplikasi whatsapp untuk melakukan tindakan pamer kemaluan.
Berikut kasus yang terjadi di Salaman, Magelang, Jawa Tengah.
Puluhan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Salaman, Kabupaten Magelang menjadi korban pelecehan seksual.
Tak hanya siswa, wali murid dan guru di sekolah tersebut turut menjadi korban.
Bentuk pelecehan seksual tersebut dilakukan dengan teror lewat video call (VC) dari seorang laki-laki pamer kemaluan.
Kejadian itu berlangsung belum lama ini, atau sekitar masuk pekan kedua Oktober, Selasa (10/10/2023).
Mulanya, ada orang tak dikenal mengontak seorang guru untuk meminta masuk ke dalam obrolan grup Whatsapp (WA) siswa dan wali murid.
"Ketika sudah masuk grup itu, dia langsung keluar.
"Tapi kalau sudah masuk tetap bisa mengakses semua nomor yang ada di grup itu kan?
"Nah dari sana pelaku ini ngontak hampir semua nomor yang di grup, terutama yang perempuan," kata Wakil Kepala SMP Bidang Humas sekolah itu, Chakim Muqtada saat ditemui di sekolah, Rabu (18/10/2023) lalu.
Setelah mendapat teror itu, sejumlah siswa kemudian melaporkan kepada pihak sekolah mendapat pelecehan seksual dengan menunjukkan bukti-bukti.
Tanpa diduga korban dari pelecehan itu tak hanya menimpa satu atau dua orang saja.
"Selain video call (vc), pelaku juga mengirim gambar cabulnya.
"Ada juga wali murid yang kena, termasuk guru kami. Mungkin pelaku ini memang eksibisionis," jelas Chakim.
Karena korban banyak dan tak nyaman dengan perlakuan itu, pihak sekolah akhirnya melaporkan kejadian itu kepada Polresta Magelang.
Langkah ini diambil lantaran sang pelaku terus meneror siswa meski nomornya sudah diblokir.
"Jadi dia (pelaku) ganti nomor terus melakukan pelecehan seksual lagi.
"Karena kami tak bisa melakukan penyelidikan sendiri, kami laporkan ke pihak Polresta Magelang.
"Saat ini sudah ada satu anak yang dimintai keterangan," ujarnya.
Selanjutnya, salah satu wali kelas 9 SMP itu mengungkapkan tidak tahu persis berapa siswanya yang mendapat teror.
Ia bahkan menyebut, pelecehan seksual itu tak hanya didapat siswa putri, namun juga siswa putra kelas 9 hingga kelas 7.
"Hampir semua siswa saya, entah itu lewat chat atau video call.
"Anak-anak pada kaget melihat gambar tersebut. Bahkan ada yang sampai lemas, takut, itu pasti mengganggu mereka," kata guru tersebut.
Lain hal, sang guru mengatakan teror yang didapat dirinya agar berbeda.
"Pelaku melakukan video call namun tidak menampilkan apapun, hanya gelap yang tampak di layar.
Dikira Wali Murid
Teror yang pelaku lakukan disebut sang guru sangat menjengkelkan.
Pelaku getol menghubungi semua nomor yang dimiliki saat jam belajar mengajar, pulang sekolah, hingga saat di rumah.
Namun saat ditanya identitas, pelaku tak menjawab.
Sang guru menjadi merasa bersalah lantaran tak jeli saat memasukkan orang ke dalam grup khusus di sekolahnya.
"Saya awalnya positif thinking saja, karena saya kira dia itu wali murid.
"Dia tahu nama saya, tapi ketika saya tanya tidak jawab. Tapi ternyata justru orang ini malah melakukan hal di luar dugaan," jelas guru itu.
Sebagai tindakan pencegahan, guru itu lantas menghubungi wali murid dengan memberikan imbauan jika ada seseorang tak dikenal mengontak untuk tidak direspon.
Saat ini sekolah juga melakukan pendampingan kepada siswanya yang secara terbuka melapor lewat guru atau BK.
Pihak sekolah juga menyebut terus memantau siswanya lantaran khawatir mendapat trauma.
"Kami lakukan konseling entah bersama BK langsung, atau secara klasikal di ruang kelas," ungkap Chakim.
Kasat Reskrim Polresta Magelang Kompol Rifeld Constantine Baba telah mengonfirmasi jika kasus tersebut telah dilaporkan pihak sekolah bersangkutan. Kini pihaknya langsung mengusut pelaku.
"Saat ini ditangani di Unit VI Eksus Sat Reskrim Polresta Magelang.
"Dalam penyelidikan, pengumpulan bukti-bukti dan beberapa saksi dijadwalkan untuk pemeriksaan di Polresta Magelang," ujar Rifeld. (Tribunjogja.com/Tsf)
| Kasus Wanita Tewas Disayat di Sleman, Pelaku Ditemukan Tak Berdaya di Pemakaman |
|
|---|
| Pemkot Magelang Gelar Retreat Diikuti Puluhan Pejabat ASN |
|
|---|
| Akses Jalan Kaponan–Ketep Sempat Terputus Akibat Longsor di Pakis Magelang |
|
|---|
| Perempuan Asal Temanggung Ditemukan Meninggal di Sebuah Gubuk di Magelang |
|
|---|
| Jejak Kerusakan Bekas Tambang Pasir Ilegal Merapi Wilayah Magelang |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.