Serangan Hamas ke Israel

Cerita Jurnalis di Gaza, Merana Tanpa Cahaya, Sulit Terlelap dalam Gelap

Kisah dari seorang jurnalis Al Jazeera yang bermukim di Gaza, Maram Humaid juga terkena misil Israel di hari Sabtu (7/10/2023), ketika Hamas membuka

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
AFP/Mahmud Hams via Kompas.com
Gumpalan asap membumbung di atas gedung-gedung di Kota Gaza pada 7 Oktober 2023 saat serangan udara Israel menghantam gedung Palestine Tower. Sedikitnya 70 orang dilaporkan tewas di Israel, sementara pihak berwenang Gaza merilis jumlah korban tewas sebanyak 198 orang dalam eskalasi paling berdarah dalam konflik yang lebih luas sejak Mei 2021, dengan ratusan orang lainnya terluka di kedua belah pihak. 

Jika itu adalah rudal peringatan, itu berarti dalam waktu sekitar 15 menit, rudal yang lebih besar dan lebih jahat akan mendarat di rumah yang sama dan melenyapkannya.

Para tetangga di seberang jalan merangkul keluarga-keluarga yang telah keluar dari gedung yang terkena dampak dan membawa mereka ke rumah mereka, dan keluarga saya kembali masuk dan berkumpul di lantai dasar.

Kami saling memandang dalam diam, beberapa mata berkaca-kaca.

Saraf kami tegang begitu erat hingga aku setengah berharap mendengarnya menjerit di dalam tubuhku.

Apakah akan ada serangan lagi?

Kami mendengar suara ambulans. Siapa yang terluka?

Bagaimana mungkin ada rudal di belahan dunia lain yang lebih besar dari ini, saya bertanya-tanya.

Bagaimana manusia bisa menanggung sesuatu yang mengerikan?

Setelah cukup waktu berlalu dan debu di dalam rumah sudah sedikit mengendap, kami mendengar orang-orang bergerak di luar dan memutuskan untuk keluar.

Di jalan, puluhan orang berkumpul di sekitar bangunan yang runtuh, warga yang kebingungan menatap puing-puing yang menggantikan rumah mereka, sejarah, kenangan, tempat tidur mereka, semuanya hilang.

Kami kembali ke dalam. Sebenarnya tidak ada yang bisa kami lakukan di luar, jadi kami masuk kembali untuk melihat-lihat rumah dan barang-barang kami yang penuh debu.

Puluhan pesan dan telepon dari teman dan kerabat mulai berdatangan menanyakan apakah kami baik-baik saja.

Adikku berkata dengan masam, “Kami menjadi berita hari ini.” Dia selalu dikenal karena humor hitamnya.

Karena tidak dapat berbicara, saya duduk di sofa terdekat sambil menggendong bayi saya.

Entah bagaimana, secara ajaib, dia bisa tertidur sepanjang kejadian itu dan aku bersyukur kepada Tuhan karena dia tidak terbangun karena suara-suara ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved