Serangan Hamas ke Israel

Kenapa Amerika Veto Resolusi DK PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza? Begini Penjelasannya

Amerika Serikat menginginkan adanya perdamaian yang abadi dari kedua belah pihak. Gencatan senjata yang dilakukan kini hanya bersifat sementara

|
UN Photo/Loey Felipe
Robert A. Wood (tengah), Wakil Tetap Amerika Serikat untuk PBB menyampaikan pendapat di Dewan Keamanan PBB terkait situasi di Timur Tengah, termasuk Palestina, Jumat (8/12/2023) 

TRIBUNJOGJA.COM - Amerika kembali menggunakan hak veto dalam voting terbaru di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Jumat (8/12/2023) waktu setempat.

Voting terbaru saat itu menyerukan gencatan senjata segera demi mengakhiri pertempuran sengit Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Resolusi tersebut ajukan oleh Uni Emirate Arab, memperhatikan dan menindaklanjuti surat Sekretaris Jenderal tertanggal 6 Desember 2023, berdasarkan Pasal 99 Piagam PBB.

Dalam resolusi itu, ada pernyataan keprihatinan yang mendalam atas situasi kemanusiaan yang buruk di Jalur Gaza dan penderitaan penduduk sipil Palestina dan menekankan bahwa penduduk sipil Palestina dan Israel harus dilindungi sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional.

Baca juga: Sayap Militer Hamas Melawan, Pasukan Israel Mundur dari Gaza Utara

Resolusi tersebut menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera, serta pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat.

Resolusi mendapat 13 suara mendukung, satu menolak (Amerika Serikat) dan satu abstain (Inggris). Resolusi tidak diambil karena adanya veto oleh salah satu Anggota Tetap Dewan Keamanan (Amerika Serikat).

Mengapa Amerika memilih untuk veto resolusi tersebut?

Secara singkat, Amerika Serikat menginginkan adanya perdamaian yang abadi dari kedua belah pihak. Gencatan senjata yang dilakukan kini hanya bersifat sementara dan dikhawatirkan perang akan muncul lagi.

Berikut rangkuman lengkap seperti yang dipaparkan Wakil Perwakilan Tetap Amerika Serikat untuk PBB, Robert Wood di Sidang DK PBB.

1. Ada kekhawatiran Hamas tetap menyadera meski Israel telah meletakkan senjata

Wood menyampaikan, kenyataan yang tidak dapat disangkal adalah jika Israel secara sepihak meletakkan senjatanya, seperti yang diminta oleh beberapa negara anggota, Hamas akan terus menyandera.

Wanita dan anak-anak. Pria lanjut usia. Banyak dari mereka, menurut laporan para penyintas, menjadi sasaran perlakuan kejam dan tidak manusiawi.

“Dan hingga saat ini, Hamas terus menjadi ancaman bagi Israel dan tetap menguasai Gaza. Hal ini bukanlah sebuah ancaman yang akan dibiarkan oleh pemerintah mana pun untuk tetap berada di perbatasan negara kita. Tidak setelah serangan terburuk terhadap rakyat kita dalam beberapa dekade,” jelasnya.

Oleh karena itu, meskipun Amerika Serikat sangat mendukung perdamaian abadi di mana Israel dan Palestina dapat hidup dalam damai dan aman, Amerika tidak mendukung seruan gencatan senjata segera.

Hal ini hanya akan menjadi bibit bagi perang berikutnya, karena Hamas tidak mempunyai keinginan untuk melihat perdamaian yang bertahan lama, untuk melihat solusi dua negara.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved