HUT Kota Yogyakarta

Sejarah Singkat Yogyakarta dan Alasan 7 Oktober 1756 Jadi Hari Ulang Tahun Kota Jogja

Alasan mengapa tanggal 7 Oktober jadi hari ulang tahun Kota Yogyakarta. Kisahnya berawal dari Kerajaan Mataram Islam sampai didirikannya Kraton Jogja.

DOK. visitingjogja.jogjaprov.go.id
Tugu Pal Putih Yogyakarta salah satu ikon Kota Jogja 

TRIBUNJOGJA.COM - Kota Yogyakarta berdiri pada 7 Oktober 1756.

Tepat pada hari ini, Sabtu (7/10/2023), Kota Yogyakarta merayakan hari jadi atau hari ulang tahun (HUT) ke-267.

Bagaimana kisah sejarah Kota Yogyakarta? Apa yang membuat tanggal 7 Oktober 1756 ditetapkan sebagai HUT Jogja?

Berikut cerita tentang sejarah pendirian Kota Yogyakarta, dimulai dari era Kerajaan Mataram Islam, Perjanjian Giyanti yang memecah Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, serta didirikannya Kota Yogyakarta yang berpusat di Kraton Jogja.

Kerajaan Mataram Islam di Pulau Jawa

Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I
Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I (DOK. Kraton Jogja)

Dirangkum Tribunjogja.com dari laman resmi Kraton Jogja, Kratonjogja.id, terdapat catatan sejarah tentang adanya sebuah Kerajaan Islam di Pulau Jawa yang bernama Kerajaan Mataram.

Letaknya berada di Pulau Jawa bagian tengah-selatan.

Disebutkan dalam catatan sejarah, Kerajaan Mataram berpusat di daerah Kota Gede, lokasinya di sebelah tenggara pusat Kota Yogyakarta saat ini.

Pusat Kerajaan Mataram kemudian pindah ke Kerta, Pleret, Kartasura, dan Surakarta.

Lambat laun, kewibawaan dan kedaulatan Kerajaan Mataram semakin terganggu akibat intervensi Kompeni Belanda. 

Akibatnya, timbul gerakan anti penjajah di bawah pimpinan Pangeran Mangkubumi.

Gerakan itu mengobarkan perlawanan terhadap Belanda dan perlawanan terhadap tokoh lokal yang bisa dipengaruhi Belanda, seperti Patih Pringgalaya. 

Baca juga: Kisah Raja Yogyakarta: Episode Sri Sultan Hamengku Buwono I Pencipta Sumbu Filosofi Yogyakarta

13 Februari 1755 - Perjanjian Giyanti

FOTO: Suasana peringatan 266 tahun Perjanjian Giyanti, di Dusun Kerten, Kelurahan Jantiharjo Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (13/2/2021).
FOTO: Suasana peringatan 266 tahun Perjanjian Giyanti, di Dusun Kerten, Kelurahan Jantiharjo Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (13/2/2021). (dok.istimewa)

Perselisihan terjadi akibat gerakan anti penjajah yang dipimpin Pangeran Mangkubumi.

Demi mengakhiri perselisihan tersebut, dibuatlah Perjanjian Giyanti atau yang disebut pula Palihan Nagari.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved