Detik-detik KA Singasari Hantam Pikap di di Blitar, Imam Sempat Teriak Keras Saat Kereta Datang

Pengemudi pikap Imam Mukibidin dan anaknya, Zelik Alana Miko Oktadio Aminudin (19) selamat setelah melompat dari kendaraan.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Dok Polsek Srengat Blitar
Kondisi mobil pickup yang tertabrak KA Singasari di perlintasan tanpa palang pintu Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jumat (6/10/2023). Bapak dan anaknya selamat dari maut 

TRIBUNJOGJA.COM, BLITAR - Sebuah pikap yang membawa pipa tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar pada Jumat (6/10/2023) siang.

Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu, namun mobil pikap bernopol AG 8750 KW yang dikemudikan oleh Imam Mukibidin (45) ringsek.

Pengemudi pikap Imam Mukibidin dan anaknya, Zelik Alana Miko Oktadio Aminudin (19) selamat setelah melompat dari kendaraan.

Keduanya melompat sesaat sebelum kereta api Singasari jurusan Jakarta-Blitar menghantam badan pikap.

Dikutip dari Surya.co.id, kecelakaan antara KA Singasari dan pikap ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.

Kapolsek Srengat Polres Blitar Kota, Kompol Wahono membenarkan kecelakaan di perlintasan kereta tanpa palang pintu di Desa Kandangan tersebut.

Kompol Wahono memastikan tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.

"Kecelakaan terjadi Jumat sekitar pukul 11.00 WIB," katanya seperti yang dikutip dari Surya.co.id.

Baca juga: Kronologi Ibu Muda di Surabaya Tewas Tergeletak di Parkiran Apartemen

Kronologi Kecelakaan

Kompol Wahono membeberkan kecelakaan ini bermula saat pikap nopol AG 8750 KW yang dikemudikan Imam Mukibidin melaju dari timur ke barat di Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.

Saat itu Umam mengangkut pipa ditemani oleh anaknya, yakni Zelik.

Saat melewati perlintasan tanpa palang pintu tiba-tiba mesin mobil pickup mati.

Sedang dari selatan ke utara (arah ke Blitar) muncul KA Singasari. Akibatnya terjadi benturan antara KA Singasari dan mobil pickup.

Benturan keras membuat mobil pickup terpental beberapa meter dari lokasi tabrakan.

"Mengetahui ada kereta api, kedua penumpang meloncat keluar mobil. Keduanya selamat dari peristiwa kecelakaan tersebut. Sedang mobilnya rusak parah," ujarnya.

Imam dan anaknya, Zelik meloncat lewat jendela pintu mobil saat mengetahui ada kereta api dari arah selatan ke utara di perlintasan tanpa palang pintu Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.

"Saya dan anak saya meloncat lewat jendela pintu mobil saat melihat ada kereta api," aku Imam.

Imam mengaku saat hendak menyeberang perlintasan kereta, kendaraanya sempat bersimpangan dengan pengendara sepeda motor.

Imam sempat menghentikan mobilnya sebelum perlintasan menunggu pengendara sepeda motor dari arah berlawanan menyeberang perlintasan kereta api.

Setelah pengendara sepeda motor menyeberang perlintasan, Imam baru menginjak gas untuk memajukan mobilnya.

"Setelah pengendara motor lewat, saya memajukan mobil untuk menyeberang perlintasan kereta api," ujarnya.

Namun nahas, mesin mobil Imam mati saat berada di tengah perlintasan kereta api tanpa palang pintu.

Sedang dari arah utara, Imam melihat ada kereta api. Imam langsung berteriak kepada anaknya ada kereta api.

"Saat saya menjalankan mobil maju ke perlintasan, saya tidak melihat ada kereta api. Waktu posisi mobil di tengah perlintasan, mesinnya mati. Saya baru melihat ada kereta api. Saya teriaki anak saya ada kereta api, terus saya meloncat dari jendela mobil," katanya.

Imam dan anaknya akhirnya selamat dari maut dalam peristiwa kecelakaan tersebut. Sedang kondisi mobil pickup ringsek tertabrak kereta api. (*)

 

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved