Gunung Merapi

UPDATE Gunung Merapi 5 Oktober 2023: Ada 21 Kali Guguran Lava ke Kali Bebeng, 8 Kali Suara Guguran

Gunung Merapi terpantau mengeluarkan 21 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.700 meter, pada Kamis (5/10/2023).

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Almurfi Syofyan
Penampakan Gunung Merapi dari Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi terpantau mengeluarkan 21 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.700 meter, pada Kamis (5/10/2023).

Selain itu juga terdengar 8 kali suara guguran dengan intensitas kecil hingga sedang dari Pos Babadan

Lalu tercatat mengalami 40 kali gempa guguran.

Hal ini berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada pukul 00:00 - 06:00 WIB.

Pantauan meteorologi cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 14.4-20 °C, kelembaban udara 56-97 persen, dan tekanan udara 839.3-920 mmHg.

Visual Gunung Merapi jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 25-50 m di atas puncak kawah.

Baca juga: Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di DI Yogyakarta Hari Ini, Kamis 5 Oktober 2023

Hybrid/Fase Banyak (Jumlah : 75, Amplitudo : 3-12 mm, S-P : 0.4-0.5 detik, Durasi : 4.96-8.84 detik).

Vulkanik Dangkal (Jumlah : 1, Amplitudo : 15 mm, Durasi : 9.24 detik).

Tingkat aktivitas Gunung Merapi Level III (Siaga).

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (Kur)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved