Sumbu Filosofi Yogyakarta

Sumbu Filosofi Jadi Warisan Dunia, Pemda DIY Siapkan Langkah Pengelolaan Berbasis Budaya dan Ekonomi

Pemda DIY menyiapkan langkah selanjutnya berupa pelaksanaan Dokumen Rencana Pengelolaan yang terstruktur dalam agenda "Si Sufi Jogja".

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Gaya Lufityanti
visitingjogja
Peta Sumbu Filosofi Keraton Yogyakarta 

Hal ini juga sudah menjadi arahan Gubernur DIY kedepannya ketika pulang sidang dan dipanggil beliau maka selanjutnya ini apa yang harus dilakukan.

"Ini kejar cepat, management plan dan rencana pengelolaan per atribut sudah siap yang kemudian diterjemahkan dalam indikator monitoring sudah siap. Kami tinggal bersepakat supaya jalannya setiap pihak yang harus berkontribusi itu jelas kemudian dikuatkan dalam regulasi dan legalitasnya. Jadi kami akan siapkan Sekretariat Bersama (Sekber), MoU kesepakatan pengelolaan antar lima yaitu Kemdikbud Ristek, Pemda DIY, Pemkot Yogyakarta, Pemkab Bantul, Keraton Yogyakarta yang diturunkan dalam Perjanjian Kerjasama (PKS) siapa melakukan apa? Termasuk pembahasan ttg perencanaan dan penganggaran karena apa yang sudah kita sampaikan kepada dunia itu harus mampu kita jaga kepercayaannya dengan melaksanakan apa yang sudah dijanjikan melalui rencana pengelolaan. Hanya saja diperlukan penyesuaian thd tatakala waktunya, mengingat penyusunan dokumen tersebut dilakukan sebelum penetapan, dan tentu saja juga mempertimbangkan kemampuan finansial pemerintah," terangnya.

Dari PKS ini, Dian menyampaikan akan yang didetailkan ketentuan pelaksanaan untuk memudahkan kerja sembari berjalan paralel mereview kembali kelembagaan yang akan menghandle Warisan Dunia.

Sebab, UPT Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi (BPKSF) selama ini sistemnya masih transisi dan belum representatif untuk menghandle Warisan Dunia yang level komunikasi mulai internasional, nasional dan regional sampai ke bawah.

Sebelumnya sudah disiapkan Pokjanis Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi , UPT BPKSF bekerjasama dengan UPT BPKC Disbud Kota Yogyakarta. Prinsipnya, seluruh sistem telah berjalan, hanya dengan penetapan maka difokuskan pada substansi materi Warisan Dunia yang paling krusial.

Baca juga: Sumbu Filosofi Jadi Warisan Budaya Dunia, GIPI DIY : Stakeholder Pariwisata DIY Harus Gercep

"Peran dan tugas menjadi lebih jelas sehingga tidak saling melempar tugas.yang semua teregulasi dan punya dasar legal hukum yang sama sehingga semua nyaman dalam bekerja. Semua ini adalah ruang pembelajaran bersama maka sekiranya nanti ada dinamika yg terjadi, kami mohon dukungan masyarakat. Kita memang punya niat baik untuk membawa status ini sebagai sesuatu yang bisa dimanfaatkan untuk menguatkan identitas dan kesejahteraan masyarakat DIY. Mari bersama-sama kita kerja bareng dalam kerja kebudayaan," jelasnya.

Ditambahkannya, penetapan Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia dapat dijadikan sebagai suatu tools atau instrumen untuk merekatkan komitmen, mengeksplisitkan kerja dan menguatkan beberapa kondisi yang harus diperbaiki.

Sebab dalam Management Plan pengelolaan cukup komplek yang meliputi lima sektor.

"Faktor tekanan di atas diterjemahkan dalam bentuk program dan kegiatan lintas sektor yang akan diampu OPD terkait sektor-sektor perencanaan, infrastruktur dan lingkungan,kebudayaan dan pariwisata, ekonomi dan perdagangan serta ketentraman dan ketertiban umum. Jadi lima klaster ini akan bergerak pararel sesuai Management Plan untuk mengatasi lima faktor tekanan tadi yang tengah dikebut saat ini," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved