Mengapa Gerakan 30 September Tidak Lagi Disebut G30S PKI Tetapi Hanya G30S?

Lantas muncul pertanyaan, mengapa namanya G30S jika kejadiannya justru terjadi pada 1 Oktober?

Menurut keterangan Untung Samsoeri, operasi seharusnya berlangsung pada 30 September, namun di saat akhir, operasi diundur sehari menjadi 1 Oktober 1965 dini hari untuk persiapan.

Awal mula istilah G30S/PKI

Istilah G30S berubah menjadi G30S/PKI karena beberapa pembantu Soeharto seperti Yoga Sugama dan Soedarmono yakin bahwa peristiwa berdarah itu didalangi oleh PKI.

Istilah G30S/PKI itu kemudian berpengaruh pada penerbitan buku yang memuat peristiwa sejarah.

Selama masa Orde Baru, buku-buku harus menggunakan istilah G30S/PKI. 

Apabila ada buku lain yang tidak menggunakan istilah itu, maka akan direvisi paksa atau bahkan bisa dilarang terbit.

Propaganda istilah G30S/PKI sangat gencar dilakukan pada masa Orde Baru.

Bukan hanya soal buku, tapi juga pemutaran film.

Mengutip Gramedia.com, pada tahun 1984 lalu, pemerintah merilis film dokudrama propaganda mengenai tragedi Gerakan 30 September.

Film yang menghabiskan biaya Rp 800 juta untuk proses produksi itu memiliki judul “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI”.

Film diproduksi oleh Pusat Produksi Film Negara yang ketika itu dipimpin langsung oleh Brigjen G. Dwipayana yang juga anggota dari kepresidenan Soeharto. 

Banyak yang menduga bahwa film tersebut ditujukan sebagai propaganda politik, melihat dari latar belakang produksi filmnya. 

Terlebih lagi, di era Presiden Soeharto, film tersebut menjadi sebuah tontonan wajib bagi para anak sekolah. 

Film selalu ditayangkan di TVRI setiap tanggal 30 September malam.