Kenali Burnout pada Mahasiswa dan Cara Mengatasinya

Burnout yang dialami para mahasiswa merupakan akumulasi beban tanggung jawab akademik, masalah pencarian jati diri, hingga ketidakpastian masa depan

Penulis: Santo Ari | Editor: Joko Widiyarso
Freepik
Ilustrasi academic burnout 

TRIBUNJOGJA.COM - Tuntutan pekerjaan atau bekerja terlalu keras bisa menyebabkan kelelahan ekstrem atau perasaan yang tidak mampu bekerja lagi. Kondisi ini disebut burnout.

American Psychological Association mendefinisikan burnout sebagai kelelahan fisik, emosional, atau mental disertai dengan penurunan motivasi, penurunan kinerja, dan sikap negatif terhadap diri sendiri dan orang lain.

Dilansir dari artikel Unit Kesehatan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), burnout disebabkan oleh kinerja tingkat tinggi hingga stres, ketegangan ekstrim yang berkepanjangan, beban kerja yang berlebihan, ketidak cocokan dengan pekerjaan, dan kurangnya penghargaan

Burnout tak hanya dialami oleh kaum pekerja saja, namun ada pula burnout dalam bidang akademik atau academic burnout .

Kondisi ini didefinisikan sebagai perasaan lelah karena tuntutan studi, penghindaran terhadap tugas-tugas yang ada, dan perasaan tidak kompeten sebagai mahasiswa

Umumnya, burnout yang dialami para mahasiswa merupakan akumulasi dari beban tanggung jawab akademik, masalah pencarian jati diri, hingga ketidakpastian akan masa depan.

Aspek-aspek academic burnout :

1. Kelelahan, mengacu pada perasaan ketegangan, terutama kelelahan kronis yang disebabkan oleh pekerjaan atau tugas-tugas yang berlebih.

2. Sinisme, yaitu mahasawa bersikap dingin dan menjauh dari pekerjaan serta orang-orang sekitar mereka yang menurunkan keterlibatan mereka dalam lingkungan tersebut. 

3. Menurunnya efisiensi diri, mengacu pada berkurangnya perasaan kompetensi, ketidakinginan untuk menjadi sukses, dan berkurangnya keinginan untuk berprestasi. 

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh LM Psikologi UGM didapatkan hasil aspek terbesar academic burnout adalah kelelahan sebesar 73,12 persen (tinggi), selanjutnya sinisme 57,03 persen (sedang), terakhir adalah menurunnya efisiensi diri sebesar 49,43 persen (rendah).

Adapun mahasiswa yang mengalami academic burnout cenderung mengalami perubahan perilaku dan kebiasaan.

Baca juga: Alasan Mengapa Minum Obat dengan Teh Manis Tidak Dianjurkan, Ini Penjelasannya

Ciri-ciri mahasiswa yang mengalami academic burnout adalah:

1. Kelelahan emosional. Mahasiswa tersebut merasa kehabisan energi emosional, tidak ada motivasi, dan sering merasa putus asa terkait dengan tugas akademik.

2. Penurunan kinerja akademik. Ciri-ciri ini tentu saja akan merugikannya dalah menempuh studi.

Mahasiswa tersebut mengalami penurunan kualitas atau produktivitas dalam pekerjaan akademik, seperti penurunan nilai, keterlambatan dalam penyelesaian tugas, atau kesulitan berkonsentrasi.

3. Sering merasa kelelahan meskipun cukup istirahat. 

4. Kehilangan motivasi. Mahasiswa akan merasa kehilangan motivasi dan tujuan akademik yang jelas, meragukan nilai dan relevansi pendidikan, serta merasa tidak termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan akademik.

5. Perasaan tidak efektif/tidak percaya diri. Dalam kondisi ini, yang bersangkutan akan merasa bahwa upaya yang dilakukan tidak menghasilkan hasil yang memadai, merasa tidak kompeten, dan meragukan kemampuan akademik sendiri.

6. Perubahan emosi. Mengalami perubahan suasana hati yang sering, seperti mudah marah, frustrasi, cemas, atau depresi.

Beberapa tips untuk mengatasi academic burnout adalah:

1. Membuat jadwal yang seimbang.

Buat jadwal yang masuk akal untuk mengatur waktu belajar, istirahat, dan aktivitas lainnya.

Pastikan Anda memberikan waktu yang cukup untuk istirahat dan hobi di antara sesi belajar.

2. Pecah tugas menjadi bagian yang lebih kecil.

Tugas dan proyek yang besar seringkali dapat menimbulkan tekanan dan kecemasan.

Pecah tugas besar menjadi tugas yang lebih kecil dan lebih terkelola untuk membuatnya terasa lebih mudah dan terjangkau.

3. Tetapkan batasan.

Jangan membebani diri Anda dengan terlalu banyak tanggung jawab akademik. Pelajari untuk mengatakan 'tidak' ketika sudah melebihi kapasitas Anda.

4. Carilah dukungan sosial.

Bicaralah dengan teman, keluarga, atau teman sekelas tentang apa yang Anda alami.

Mereka mungkin memiliki saran yang berguna atau hanya dapat memberikan pendengaran dan dukungan.

5. Jaga kesehatan fisik.

Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, dan berolahraga secara teratur.

Kesehatan fisik yang baik dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

6. Luangkan waktu untuk relaksasi.

Temukan aktivitas yang membantu Anda bersantai dan meredakan stres, seperti meditasi, yoga, atau mendengarkan musik. 

7. Beristirahat dengan cukup.

Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Tidur yang baik dapat memulihkan energi dan membantu meningkatkan konsentrasi dan produktivitas.

8. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.

Jika perasaan burnout terus berlanjut atau memburuk, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari konselor atau profesional kesehatan mental.

Mereka dapat memberikan saran yang lebih khusus dan strategi yang sesuai untuk mengatasi burnout akademik.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved