Kurangi Pembuangan Sampah Organik, PHRI Bantul Ajak Masyarakat Mengambil Makanan Secukupnya
Ketua PHRI Bantul, Yohanes Hendra, mengatakan bahwa saat ini masih banyak sampah sisa makanan yang terbuang sia-sia.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bantul mengajak masyarakat, utamanya para tamu hotel dan restoran, untuk mengambil makan secukupnya.
Ketua PHRI Bantul, Yohanes Hendra, mengatakan bahwa saat ini masih banyak sampah sisa makanan yang terbuang sia-sia.
Padahal, saat ini, sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Bantul telah berbeda dibandingkan beberapa waktu lalu atau sejak sebelum TPA Regional Piyungan ditutup pada 23 Juli hingga 5 September 2023.
Di mana, pada saat itu masih bisa dilakukan pembuangan sampah dalam kapasitas yang tidak terbatas.
"Sebenarnya, sejak jauh-jauh hari kami membuat campaign untuk mengambil makan secukupnya. Imbauan-imbuan itu juga kami taruh di meja-meja para tamu hotel dan restoraan," katanya kepada wartawan, Jumat (22/9/2023).
Pasalnya, ia menilai bahwa selama ini para konsumen atau tamu-tamu hotel dan restoran hanya lapar mata ketika melihat sajian makanan.
Kemudian, pada akhirnya mengambil makanan itu dalam porsi cukup banyak dan tidak dihabiskan.
Disampaikannya, sisa-sisa makanan tersebut, mau tidak mau harus dibuang. Padahal, jumlah sisa makanan yang dibuang itu tidaklah sedikit.
"Ada banyak konsumen kami yang melakukan itu. Sehingga menimbulkan sampah organik dalam jumlah yang banyak," jelas Hendra.
"Kampanye mengambil makan secukupnya sebenarnya sudah lama kami lakukan. Bahkan sebelum TPA Regional Piyungan ditutup (pada 23 Juli hingga 5 September 2023)," imbuh dia.
Ia pun mengkhawatirkan jika hal itu dapat menimbulkan polemik penumpukan sampah organik yang kemudian berujung kepada polusi udara dari penyebaran bau tidak sedap.
Terlebih pada saat ini, sampah organik tidak bisa asal-asalan dibuang ke TPA Regional Piyungan.
Artinya, harus ada treatment khusus yang dilakukan oleh para pengelola hotel dan restoran dalam meminimalisasi pembuangan sampah.
"Nah, untuk itu kami sampaikan kepada konsumen setidaknya mengambil makanan secukupnya. Kemudian, para pengelola hotel juga berkali-kali sudah kami sampaikan bahwa pengawasan limbah organik itu harus diprioritaskan. Karena memang yang menjadi polemik itu sebenarnya bukan sampah an organik tapi lebih ke sampah organik," terangnya.
"Kami sudah mengimbau kepada rekan-rekan PHRI untuk melakukan treatment pengolahan sampah sendiri. Jadi, kami memberikan solusi kepada mereka, bagi yang memiliki lahan setidaknya dibuat juglangan tempat sampah organik. Lalu sampah itu dipendam dan dijadikan kompos atau media-media tanam," lanjut Hendra.
Festival Layang-layang di Pantai Parangkusumo Bantul Dimulai Hari Ini |
![]() |
---|
Kesaksian Guru Sekolah Sebelum Pelajar SMP di Bantul Meninggal Tergantung |
![]() |
---|
Pemkab Bantul Lakukan Uji Publik Usulan Perubahan Perda Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah |
![]() |
---|
Kebakaran Kembali Terjadi di TPSTKR Wonokromo, Warga Minta Pemindahan Lokasi |
![]() |
---|
Semester Pertama 2025, Polres Bantul Ungkap 69 Kasus Narkoba |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.