Keracunan Massal di Girisubo

Kesaksian Orangtua Korban yang Diduga Alami Keracunan Massal di Girisubo Gunungkidul

Insiden ini diduga mengakibatkan seorang anak berinisial NAA (10) meninggal dunia pada Rabu (20/9/2023).

|
TRIBUNJOGJA.COM/Nanda Sagita Ginting
Panewu Girisubo, Slamet Winarno saat ditemui wartawan di kantornya, pada Jumat (22/9/2023). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Peristiwa keracunan massal diduga terjadi di Kalurahan Jerukwedul, Kapanewon Girisubo, Gunungkidul.

Insiden ini diduga mengakibatkan seorang anak berinisial NAA (10) meninggal dunia pada Rabu (20/9/2023).

Orangtua korban menuturkan,  berdasarkan keterangan dokter, diduga NAA mengalami pecah usus buntu.

Orangtua korban, Beny All England, menceritakan peristiwa itu bermula saat putrinya  mengeluhkan sakit perut, pada Rabu (20/9/2023) sekitar pukul 01.00 WIB.

"Kemudian, setelah tahu anak saya sakit perut, terus minta diolesi minyak herbal sama ibunya. Itu sudah mendingan, diolesi sama ibunya sampai tiga kali. Baru sekitar jam 03.00 WIB, itu anak sudah bisa tidur pulas,"paparnya pada Jumat (21/9/2023).

Kemudian pada pagi harinya sekitar pukul 07.00 WIB, lanjutnya, sang anak mengaku pada ibunya kalau sakit perutnya sudah sembuh.

"Kemudian, anak saya itu minta izin tidur lagi sama ibunya. Karena, semalaman kan tidurnya terganggu, masih ngantuk. Yauda itu tidur," ujar ayah dua anak ini.

Sesudah tidur itu, kata dia, anaknya meminta handphone sekitar pukul 09.00 WIB. Kemudian, diberikan oleh ibunya langsung.

"Karena sudah minta HP tadi, dikira ibunya kan sudah baik. Soalnya kan dari pagi dia (anak) ditinggal nyuci, tahunya ya sudah sehat lah, sudah bisa main HP. Beberapa saat itu, anak saya muntah sebanyak tiga kali, itu muntah di kamar saya. Lalu, dia (anak) nge-WA saya minta maaf kalau kasurnya dimuntahi. Di situ, saya tanya kalau masih sakit tidak usah sekolah,"tuturnya.

Setelah muntah tadi, lanjutnya, sang anak ke kamar Simbahnya (nenek). Di situ, korban muntah lagi.

"Itu langsung dicek, diminta Mbahnya untuk dibawa ke Puskemas. Anak saya sempat minta beli pampers takutnya di jalan kan. Nah, itu dipegang perutnya (anak) sama istri saya kok keras, padahal kemarin masih lembek. Yauda itu, anaknya langsung dibawa berobat ke Puskesmas,"terangnya.

Saat tiba di Puskesmas, lanjutnya, pihak medis langsung meminta untuk dirujuk ke Rumah Sakit di daerah Prajin.

Sewaktu perjalanan ke rumah sakit, di tengah jalan korban sudah tidak memberikan respon.

"Di situ, kami sudah pesimis sudah down. Dari situ, langsung diperiksa dokternya dan dikatakan kalau anak saya sudah tidak ada. Yaitu, kata dokternya diprediksi kemungkinan anak saya itu usus buntunya pecah,"ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved