Puncak Perayaan Sekaten di DIY, Keraton Yogyakarta Bakal Gelar Garebeg Mulud

Prosesi pelaksanaan Garebeg Mulud tahun ini dilakukan dengan iring-iringan bregada prajurit dan tujuh gunungan.

DOK.Tribun Jogja
Masyarakat memperebutkan berbagai hasil bumi yang ada di atas gunungan pada Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta, Minggu (10/11/2019) 

Ia menambahkan, Garebeg merupakan salah satu upacara yang hingga saat ini rutin dilaksanakan oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Kata Garebeg, berasal dari Bahasa Jawa memiliki arti berjalan bersama-sama di belakang Ngarsa Dalem atau orang yang dipandang seperti Ngarsa Dalem.

“Sayuran serta palawija yang menjadi bahan dalam Gunungan melambangkan bahwa sejatinya kita adalah masyarakat agraris,” imbuhnya.

Lebih lanjut, sejak dimulainya rangkaian peringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Keraton Yogyakarta memberlakukan no fly zone di Kawasan Keraton Yogyakarta.

Artinya, masyarakat dilarang untuk menerbangkan drone dan sejenisnya 0-150 meter dari permukaan tanah (0-492 feet AGL).

Hal ini dilakukan guna mendukung kelancaran seluruh prosesi, sekaligus memberikan penghormatan terhadap jalannya Hajad Dalem dan ubarampe yang dibagikan sebagai perlambang sedekah raja.

Hal ini juga sesuai dengan Nomor NOTAM B1833/23 NOTAMN yang diterbitkan AirNav Indonesia. (*) 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved