Marrel Suryokusumo Sebut Lingkungan di DIY dalam Ancaman, Perlu Dukungan dari Akar Rumput
Hal itu ia sampaikan dalam kunjungannya ke kawasan Turgo, Pakem, Sleman, Sabtu (8/6/2025), saat berdialog langsung dengan tokoh pelestari lingkungan.
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kepala Bebadan Pangrekso Loka Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, RM Gustilantika Marrel Suryokusumo, menegaskan bahwa tantangan lingkungan di Daerah Istimewa Yogyakarta kini berada dalam situasi yang serius.
Hal itu ia sampaikan dalam kunjungannya ke kawasan Turgo, Pakem, Sleman, Sabtu (8/6/2025), saat berdialog langsung dengan tokoh pelestari lingkungan Merapi, Musimin.
Menurut Marrel, Yogyakarta sebagai provinsi dengan luas wilayah yang relatif kecil, tengah menghadapi tekanan ekologis yang semakin berat, mulai dari kerusakan bentang alam hingga ancaman kelangkaan air bersih.
“Banyak yang belum sadar karena dampaknya tidak langsung terasa atau terlihat. Tapi ini nyata. Krisis air bersih di beberapa kawasan sudah mulai terjadi,” ujarnya.

Dalam kunjungan tersebut, Marrel tidak hanya datang sebagai tokoh publik, tetapi sebagai bagian dari lembaga Keraton yang bertugas menjaga tatanan, harmoni, dan kelestarian ruang hidup Yogyakarta.
Ia menyerap langsung aspirasi dari Musimin dan warga sekitar, mendengarkan kekhawatiran mereka terhadap ancaman pembangunan pariwisata masif yang bisa merusak kawasan Turgo.
“Lingkungan Turgo harus tetap hijau, tetap lestari. Tidak perlu membuka jalur jeep baru atau menebang pohon. Trekking alam seperti yang digagas Pak Musimin justru adalah kekuatan utama di sini,” kata Marrel kepada Tribun Jogja.
Ia menekankan bahwa pariwisata yang bertumpu pada harmoni dengan alam harus menjadi model utama pembangunan ke depan.
Menurut Marrel, tidak semua kawasan wisata harus dibangun secara massif.
“Saya bukan anti pengembangan wisata, tapi tidak semua harus dibangun dan ditebang. Kembali ke alam adalah hal yang harus terus dijaga dan digalakkan. Wisata berbasis lingkungan bukan pilihan, tapi keharusan di era sekarang, trennya sekarang masyarakat butuh kembali ke alam. Turgo harus menjadi model,” ujar Mas Marrel
Pak Musimin, yang dikenal luas sebagai penjaga hutan dan pelestari anggrek hutan Merapi, menyambut baik kedatangan Marrel.
Ia menyampaikan aspirasi masyarakat agar suara pelestarian lingkungan tidak hanya berhenti di dusun, tetapi sampai kepada para pengambil keputusan.
“Kami butuh tokoh seperti Mas Marrel yang bisa menyuarakan nilai-nilai ini ke level kebijakan,” ujar Musimin.
Marrel juga menyampaikan bahwa dukungan terhadap tokoh-tokoh akar rumput seperti Musimin menjadi bagian penting dari visi Keraton Yogyakarta.
“Ini bukan hanya soal konservasi, tapi soal keistimewaan Yogyakarta yang hidup dari alam, dari gunung ke gunung. Pesan dari Ngarso Dalem: dari gunung balik ke gunung, harus dijalankan secara nyata,” tambahnya.
Melalui peran kelembagaan dan keterlibatannya secara langsung, Marrel berharap Turgo bisa menjadi model kawasan wisata berwawasan lingkungan di DIY.
“Wisata berbasis alam bukan lagi alternatif, tapi keharusan. Kita harus mulai dari sini, dari yang paling dasar: menjaga tanah, pohon, dan air kita,” tutup Marrel. (*)
Update Aktivitas Gunung Merapi, Kamis 28 Agustus 2025: Tercatat 25 Kali Gempa Guguran |
![]() |
---|
Gunung Merapi Luncurkan Guguran Lava Sejauh 1,6 Km ke Arah Barat Daya |
![]() |
---|
Aktivitas Gunung Merapi, Kamis 21 Agustus 2025: Teramati 8 Kali Guguran Lava ke Arah Barat Daya |
![]() |
---|
Atlet Padel Yogyakarta Torehkan Banyak Prestasi Nasional, PBPI DIY Resmi Dikukuhkan |
![]() |
---|
Aktivitas Gunung Merapi, Rabu 20 Agustus 2025: Teramati Ada 6 Kali Guguran Lava |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.