Tiga Bacapres Bicara Gagasan di UGM

Begini Respon Anies Baswedan Jawab Pertanyaan Dosen UGM Terkait Nama Koalisi Perubahan

Anies Baswedan merespon pertanyaan terkait beberapa partai politik (parpol) yang mencalonkan dirinya memilih nama koalisi perubahan. 

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Gaya Lufityanti
Tangkapan Layar/Sri Cahyani Putri
Anies Baswedan ketika membicarakan gagasan bersama Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Graha Sabha Pramana UGM, Selasa (19/9/2024). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bakal calon presiden (bacapres) dari Partai Nasdem merespon pertanyaan terkait beberapa partai politik (parpol) yang mencalonkan dirinya memilih nama koalisi perubahan. 

Respon itu disampaikan Anies  Baswedan saat menjawab pertanyaan dari Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam acara bertajuk "3 Bacapres Bicara Gagasan" yang diselenggarakan di Grha Sabha Pramana", Selasa (19/9/2023). 

Dalam acara tersebut, Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan, Fisipol UGM , Dr Mada Sukmajati bertanya, kenapa parpol yang mengusung dirinya memilih nama koalisi perubahan? 

Tentunya, nama ini memiliki fondasi utama dari berbagai program yang akan diusung oleh Anies jika terpilih menjadi presiden periode 2024-2029. 

Baca juga: Anies Baswedan: Penentuan Proyek Strategis Nasional Perlu Libatkan Publik

"Pertanyaan saya, sejauh mana nama koalisi perubahan akan diimplementasikan ? apakah perubahan total, perubahan mayor atau minor?" tanya Mada. 

Menjawab hal tersebut, Anies menjelaskan, nama koalisi perubahan berbicara Indonesia ke depan.

Apa yang sudah dikerjakan sampai dengan sekarang bukan dimulai sejak 2014 melainkan sejak Indonesia Merdeka pada 1945.

Dengan pemilihan presiden dan wakil presiden (wapres) tiap lima tahun sekali. 

"Tiap 5 tahun berhenti sejenak untuk kalibrasi apakah masih menuju ke tujuan kita. Disitulah, kita 2024 akan berada. Jadi ini bukan soal melanjutkan atau tidak melanjutkan yang dikerjakan 5 atau 10 tahun ke belakang. Tapi bagaimana soal meraih apa yang kita tuju ketika republik ini didirikan," kata Anies. 

Dikatakan Anies, yang menjadi gagasan terkait perubahan adalah memasukkan unsur keadilan di dalam kebijakan-kebijakan yang dibuat. 

Ia mencontohkan, apakah prinsip keadilan sudah tercermin dalam rekrutmen mahasiswa baru.

Demikian juga, pembangunan infrastruktur karena banyak yang bertanya tentang jalan tol. 

Baca juga: Anies Baswedan Jawab Solusi Sandwich Generation: Jangan Jadikan Itu Beban tapi Sumur Pahala

"Jalan tol yang sekarang sedang dibangun lebarnya sekitar 80 meter (m) membebaskan tanah rakyat, tanahnya dibeli lalu rakyatnya pindah. Pertanyaan bolehkah rakyat menyertakan disitu sehingga ketika jalan tol dibangun sampai kapanpun keuntungan dari jalan tol diterima oleh orang-orang yang punya tanah di atasnya dibangun jalan tol," ungkap Anies. 

"Lahan rakyat yang dilewati jalan tol bukan hanya menjadi penonton mobil-mobil orang Jakarta yang berlalu-lalang. Namun, merasakan keuntungan dari kegiatan investasi di jalan tol. Karena jalan tol merupakan investasi swasta," sambungnya. 

Selain itu, apakah prinsip keadilan sudah diterapkan dalam bidang kesehatan maupun pemberian kredit. 

"Saya contohkan ketika mengurus kredit untuk motor dan mobil luar biasa mudah. Tapi kredit untuk rumah sulit. Di sisi lain, jika punya rumah maka nilainya akan naik terus. Sementara jika beli motor dan mobil nilainya akan turun terus. Apakah negara membiarkan praktik-praktik fasilitas yang tidak setara," ucap Anies. 

Dengan demikian, nama perubahan yang akan dirasakan adalah di semua aspek kebijakan disitu ada unsur keadilan yang harus dihadirkan. Itu yang direncanakan pada 2024 mendatang. ( Tribunjogja.com

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved