Berita DI Yogyakarta Hari Ini

Petani Sumenep Pelajari Sistem Lelang Hasil Tani di Koperasi Hortikultura Puncak Merapi

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Sumenep melakukan studi tiru sistem lelang komoditas di Koperasi Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Serah terima cinderamata di sela kegiatan studi tiru Dinas Ketahanan Pengan Kabupaten Sumenep di Koperasi PPHPM, di Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM - Sektor Pertanian yang merupakan soko guru perekonomian nasional, berkontribusi besar terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Meski demikian, para petani sebagai pelaku utama sektor pertanian, kondisinya masih menyisakan banyak sekali persoalan.

Antara lain, rendahnya Nilai Tukar Petani (NTP), hingga kategori kemiskinan yang tertinggi dilihat dari jenis pekerjaan adalah petani.

Mengatasi hal itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep melakukan studi tiru sistem lelang komoditas di Koperasi Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM).

Baca juga: Lahan Pertanian dan Resapan Air di DI Yogyakarta Berkurang Lebih dari 200 Hektare Tiap Tahun

Studi tiru digelar melalui kegiatan UPLAND Project atas dukungan dari Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian bersama  Islamic Development Bank (IsDB) dan IFAD.

Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, 8-9 September 2023, di Yogyakarta, yang diharapkan petani bisa mengimplementasikannya di Kabupaten Sumenep sekembalinya nanti.

Sekretaris Koperasi PPHM, Ardhi Prasteyo, mengatakan, sistem lelang komoditas pertanian, khususnya cabai dan sayuran di wilayahnya sudah dimulai sejak 2017 silam.

Skema tersebut dapat berjalan sampai dengan sekarang, karena adanya komitmen dan tekad yang kuat dari petani di kawasan lereng Merapi

Seiring berjalannya waktu, lanjutnya, sistem itu mendapatkan respons positif dari mitra bisnis dengan memberikan kepercayaan kepada koperasi, karena dinilai memiliki komitmen kualitas produk.

"Saat ini sudah tergabung 75 pedagang yang aktif mengikuti lelang, yang berasal dari seluruh Indonesia. Tidak hanya di Jawa, kami juga melayani pedagang sampai di Batam," urainya, Minggu (10/9/2023).

"Lalu petani yang sudah tergabung dalam PPHPM sampai saat ini mencapai 2.091, mereka secara aktif memasarkan produk pertaniannya di pasar lelang PPHPM," tambah Ardhi.

Baca juga: DPKP DIY Belum Terima Laporan Adanya Lahan Pertanian yang Alami Kekeringan di Musim Kemarau

Sementara itu, lewat studi tiru ini, Kepala Dinas Ketahanan PAngan Kabupaten Sumenep, Arif Firmanto, menegaskan komitmennya untuk melakukan perbaikan menyeluruh di sektor pertanian, utamanya pengelolaan kegiatan pasca panen dan pemasaran. 

Ia berusaha memastikan petani memperoleh hasil pendapatan terbaik dan sistem agribisnis, khususnya bawang merah yang sudah cukup terkenal karena rasa yang khas.

"Instrumen program UPLAND yang komprehensif hulu hilir ini memungkinkan petani dan korporasi petani melakukan inovasi tersebut," ujarnya.

Konsultan Rantai Nilai UPLAND Project, Dwi Kuswantoro, mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan di 13 kabupaten se-Indonesia.

Menurutnya, Kabupaten Sumenep diharapkan bisa menjadi pionir bagi kabupaten lokasi UPLAND Projects yang telah mengembangkan sistem lelang komoditas, sehingga kedepan bisa direplikasi daerah lain. 

"Dengan demikian, harapan petani untuk bisa menjadi penentu harga dan meningkatnya pendapatan melalui kegiatan UPLAND bisa dicapai," ujarnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved