Pemkab Gunungkidul Ajak Petani Tanam Bawang Merah Biji, Hemat Modal dan Minim Penyakit

DPP Gunungkidul mengajak para petani untuk mengembangkan tanaman bawang merah menggunakan model penanaman dengan biji.

Istimewa
Para petani saat dilakukan sosialisasi tanam bawang merah biji. 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul mengajak para petani untuk mengembangkan tanaman bawang merah menggunakan model penanaman dengan biji.

Budidaya bawang merah dengan sistem tanam biji termasuk terobosan baru. Sebab, selama ini petani melakukan budidaya bawang merah dengan sistem tanam umbi.

Kepala Bidang Perkebunan, Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Adinoto mengatakan, pihaknya berencana mengembangan budidaya  bawang merah asal biji di lahan seluas 30 hektare.

Adapun, lokasinya disebar pada tiga Kapanewon yakni Semin, Ngawen, dan Semanu. Dengan masing-masing luasan 10 hektare.

"Saat ini, realisasinya baru di Semin seluas 10 hektare yang ditanam oleh Kelompok Wanita Tani. Sedangkan, untuk di Ngawen dan Semanu belum mau menanam bawang merah biji, "ujarnya pada Minggu (9/9/2023).

Ia menambahkan, masih banyak petani yang enggan menanam bawang merah biji. Sebab, dianggap panennya lebih lama dibandingkan dengan memakai umbi.

"Padahal,  benih biji ini modalnya lebih murah daripada umbi. Dan, gangguan hama penyakit untuk bawang merah asal biji ternyata sedikit sehingga petani bisa panen kapan saja,"ujarnya.

Baca juga: Baru 10-20 Persen Petani di DIY yang Memiliki Asuransi Pertanian

Bahkan budidaya bawang merah biji ini, kata dia, bisa ditanam di area  pekarangan rumah. Sehingga,  tidak hanya petani warga umum pun bisa membudidayakan tanaman ini.

"Pekarangan rumah bisa dapat dioptimalkan untuk menanam tanaman ini. Dan, bisa menjadi sumber penghasilan baru,"terangnya.

Salah satu petani yang sukses budidaya bawang merah biji, Sudomo (72) warga Nglipar, Kwarasan Wetan, Kedungkeris.

Dia menanam bawang merah biji hanya memanfaatkan tanah pekarang di rumahnya seluas 550 meter persegi.

Selama ini pekarangan rumahnya dibiarkan kosong paling hanya untuk persediaan rumput pakan ternak.

"Selama ini, (pekarangan) tidak ditanami apa-apa, kosong. Tetapi, dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian dan Pangan datang ke sini, untuk meminta menanam bawang merah biji, setelah diskusi saya pun mau menanamnya,"terangnya.

Ia mengatakan, bawang merah  yang ditanamnya di pekarangan rumah seluas 550 meter persegi itu, ditanam pada awal Juli 2023 lalu.  Saat ini tanaman bawang merah miliknya sudah berumur 80 hari.

"Seminggu lagi akan panen dan sudah didatangi pedagang bawang merah dengan penawaran total Rp12 juta. 
Harga segitu cukup besar bila dibandingkan dengan biaya perawatannya. Dan, modal yang harus disediakan lebih murah dibanding asal umbi,"urainya. (ndg)


 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved