Berkolaborasi dengan UGM, Kemenkes RI Berbagi Penelitian dan Solusi Inovatif Cegah Tuberkulosis

Kemenkes RI menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Indonesia Tuberculosis International Research Meeting 2023 di Yogyakarta

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
Indonesia Tuberculosis International Research Meeting (INATIME) 2023, 1-2 September 2023 di Sahid Raya Hotel & Convention Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Indonesia masih menjadi negara dengan pengidap tuberkulosis atau TBC terbesar ke dua di dunia setelah India dengan jumlah kasus diperkirakan mencapai 969.000 per tahun.

Sebagai wadah untuk berbagi penelitian dan solusi inovatif terkait pencegahan, manajemen klinis, dan pengendalian tuberkulosis, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Indonesia Tuberculosis International Research Meeting (INATIME) 2023, 1-2 September 2023 di Sahid Raya Hotel & Convention Yogyakarta.

Dalam kegiatan ini Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, yang menyampaikan pemaparan secara daring, berbicara mengenai strategi dan capaian eliminasi TBC di Indonesia.

Menurutnya, salah satu tantangan dalam upaya eliminasi TBC di Indonesia adalah sulitnya menemukan kasus TBC.

"Ada ratusan ribu orang yang terkena TB belum teridentifikasi. Kita perlu membereskan masalah ini dulu, minimal 90 persen kita bisa identifikasi secara pasti dan kita obati supaya mereka tidak menularkan ke mana-mana," kata Budi Gunadi Sadikin.

Di samping mempercepat identifikasi kasus, Kementerian Kesehatan menurutnya juga terus berupaya menggenjot riset-riset yang dapat mendukung upaya eliminasi TBC, termasuk riset-riset terkait pengobatan bagi penderita TBC.

"Harus agresif karena ini penyakit yang kematiannya melebihi Covid dan sudah puluhan tahun tidak bisa kita selesaikan," imbuhnya.

Mengusung tema “Stepping Up Research to End TB, Together We Can!” konferensi tahunan ini mengisyaratkan pentingnya riset, inovasi, dan kontribusi dari berbagai pihak dalam upaya eliminasi TBC.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS.

"Dukungan multipihak dari tingkat pusat, kabupaten/kota, hingga masyarakat harus terus didorong dan dipercepat untuk membantu upaya tersebut," ungkap Maxi.

Sekadar informasi, INATIME merupakan agenda tahunan dari Kementerian Kesehatan yang menggandeng berbagai perguruan tinggi sebagai pelaksana, dan dilaksanakan di kota yang berbeda setiap tahunnya.

Pada konferensi kali ini, terdapat tujuh workshop dengan berbagai topik bahasan yang dapat diikuti oleh para peserta secara luring maupun secara daring.

Sejumlah ahli dari dalam dan luar negeri terjadwal untuk memaparkan penelitian terbaru, praktik terbaik dan pendekatan inovatif dalam pencegahan, serta penemuan dan pengobatan TBC.

Dengan kepakaran yang beragam, kegiatan dua hari ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada upaya global untuk mengakhiri TBC.

"Misi pengentasan TBC memang sulit, tapi tidak mustahil selama kita bergerak maju. Mari manfaatkan forum ini untuk bertukar ide dan membangun relasi, ingat bahwa setiap presentasi bisa memberikan wawasan yang membawa kita lebih dekat menuju tujuan kita," pungkas Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK), dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved