Pilpres 2024

Pakar UGM Prediksi Kekuatan Politik Cak Imin yang Bisa Bikin Elektabilitas Anies Baswedan Rebound

Potensi rebound elektabilitas Anies khususnya di area Jawa Timur ini diperkirakan dapat terjadi dalam jangka waktu beberapa bulan mendatang.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM
llustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Ketua Umum PKB digadang-gadang menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Anies Baswedan .

Bagaimana kekuatan Cak Imin dalam peta perpolitikan di Indonesia?

Akankah elektabilitas Anies Baswedan meningkat usai melemparkan isu akan menggaet Cak Imin?

Pakar Komunikasi Politik Universitas Gadjah Mada ( UGM ), Nyarwi Ahmad Ph.D menyebut, jika mengacu pada data survei yang sudah dirilis oleh lembaga-lembaga survei kredibel, elektabilitas Anies masih tertinggal cukup jauh dari Prabowo maupun Ganjar.

“Mayoritas data-data survei dari lembaga-lembaga tersebut juga menunjukkan elektabilitas Cak Imin juga masih sangat rendah. Namun, kalau keduanya dipasangkan, bukan tidak mungkin, daya elevasi elektabilitas Anies meningkat cukup tajam,” jelas Nyarwi kepada Tribunjogja.com , Jumat (1/9/2023).

Baca juga: Plot Twist Duet Anies-Cak Imin, Pakar Politik UGM: Gempa yang Cukup Besar

Sebagaimana diketahui, menurut Nyarwi, PKB yang saat ini dipimpin oleh Cak Imin, memiliki basis pendukung inti yang sangat kuat di Jawa Timur, dan cukup kuat di Jawa Tengah.

“Ini dua provinsi dengan basis NU yang sangat kuat. Dari data-data survei yang ada, elektabilitas Anies di kedua provinsi ini sangat rendah, tertinggal jauh dibandingkan Ganjar dan Prabowo. Di sini, peluang Cak Imin untuk membantu akselerasi elektabilitas Anies Baswedan di kedua provinsi ini masih terbuka lebar,” tuturnya.

Meski demikian, Nyarwi mengungkap, potensi rebound elektabilitas Anies khususnya di area Jawa Timur ini terjadi dalam jangka waktu beberapa bulan mendatang.

Namun, dalam jangka waktu dekat, efek dari hal ini belum bisa dilihat.

“Potensi (elektabilitas) rebound atau menguat memang ada, cuma masih berat kalau menyalib Ganjar dan Prabowo. Paling tidak, tidak terlalu jauh tertinggal dari Prabowo. Potensi pendukungnya kan tidak hanya dari swing voters saja, tapi juga simpatisan NU dan pemilih PKB,” tutur Nyarwi lagi.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) itu, Nasdem dan PKB dirasa mampu menjalankan manuver politik yang cerdik.

Baca juga: Tanggapi Wacana Duet Anies-Cak Imin, Ini Respon Demokrat DIY

“Momentum yang mereka pilih untuk bermanuver juga cukup tepat, dimana manuver ini dijalankan beberapa minggu setelah PAN dan Golkar bergabung ke koalisi blok pengusung Prabowo dan setelah acara perayaan ulang tahun PAN yang ke-25 kemarin,” bebernya.

Langkah Nasdem dan Cak Imin dan PKB ini tidak hanya potensial mengguncang blok koalisi pengusung Prabowo maupun Anies, kata dia.

Namun, itu juga potensial mengguncang basis dukungan elektoral atau pemilih, khususnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

“Kemungkinan-kemungkinan seperti itu bisa terjadi pada bulan ini dan beberapa bulan mendatang. Tentu kita perlu melihat efek dari manuver Cak Imin dan Nasdem ini dengan data-data survei yang lebih akurat,” tutupnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved