Berita Jogja Hari Ini

Ini Penyebab Jalan Srandakan di Bantul Disebut Lokasi Rawan Kecelakaan di DIY

Jalan Srandakan di Kabupaten Bantul disebut sebagai salah satu lokasi paling rawan dan penyumbang kecelakaan lalu lintas tertinggi di DI Yogyakarta.

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA -  Jalan Srandakan di Kabupaten Bantul disebut sebagai salah satu lokasi paling rawan dan penyumbang kecelakaan lalu lintas tertinggi di DI Yogyakarta.

Berdasarkan data dari Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda DIY, sebanyak 36.881 kendaraan bermotor mengalami kecelakaan dalam kurun waktu empat tahun selama periode 2018-2021.

Kondisi tersebut dibahas dalam Summer School Road Traffic Safety yang diselenggarakan oleh ASIASAFE. Adapun ASIASAFE sendiri merupakan  konsorsium yang mengangkat isu keselamatan berlalu lintas, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang merupakan salah satu anggota konsorsium ini menjadi salah satu tuan rumah dari Summer School hingga 7 September 2023 tersebut.

Baca juga: Pelaku Pariwisata di Yogyakarta Deklarasikan Pemilu Damai

Ketua Road Traffic Safety Summer School 2023, Noor Mahmudah, menjelaskan jika tingginya kecelakaan di Jalan Srandakan disebabkan juga oleh kurangnya instrumen pelengkap jalan.

Menurutnya, hampir di sepanjang Jalan Srandakan terdapat titik kecelakaan lalu lintas, yang menjadikan tingginya tingkat kecelakaan di sana.

“Kami pun berpikir, apa yang salah dengan jalan tersebut? Setelah dilakukan pengamatan dapat diketahui bahwa di Jalan Srandakan ini sangat kurang di beberapa hal, yakni marka jalan, rambu lalu lintas dan pembatas jalan,” ujar Noor, Jumat (1/9/2023).

Dengan adanya pengamatan langsung di daerah rawan kecelakaan lalu lintas, peserta Summer School Road Traffic Safety UMY yang terdiri dari mahasiswa S2 Teknik Sipil pun diharapkan tidak hanya dapat menjadi eksekutor di lapangan namun juga pengambil kebijakan di masa depan.

Menurutnya, upaya menurunkan tingkat kecelakaan di Indonesia hanya akan menjadi jargon semata jika tidak ada payung kebijakan yang jelas sebagai arah pelaksanaannya.

“Kami merasa melalui Summer School bagi mahasiswa lulusan S2 Teknik Sipil ini, khususnya di bidang keselamatan lalu lintas dan jalan dapat memberikan kontribusi dari ilmu mereka dalam mewujudkan aksi nyata melalui pengambilan kebijakan,” pungkasnya. (nto)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved