Berita Kota Yogya Hari Ini

Pemkot Yogyakarta Perpanjang Jam Operasional Depo Sampah Diperpanjang dan Tambah Armada

Jam operasional depo sampah di Kota Yogyakarta akhirnya diperpanjang mulai Minggu (27/8/2023). Sebanyak 14 depo yang sebelumnya hanya beroperasi

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Azka Ramadhan
Pj Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Jam operasional depo sampah di Kota Yogyakarta akhirnya diperpanjang mulai Minggu (27/8/2023).

Sebanyak 14 depo yang sebelumnya hanya beroperasi sekitar 1-2 jam per hari, sekarang dapat menerima alokasi limbah dari masyarakat sepanjang pukul 06.00-13.00 WIB.

Kebijakan tersebut ditempuh untuk meminimalisir antrean panjang di depo-depo yang belakangan ini begitu sering dijumpai.

Selain itu, perpanjangan jam buka depo pun diharapkan mampu menekan potensi pembuangan sampah secara liar oleh penduduk, terutama di pinggir jalan atau sungai.

Baca juga: Fakultas Biologi UGM Kolaborasi dengan Disperindag DIY Adakan Pelatihan Pengolahan Sampah Organik

Oleh sebab itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, menyampaikan, dengan akses yang semakin leluasa untuk manaruh sampahnya di depo, tidak ada alasan bagi masyarakat untuk membuang sembarangan.

Ia pun memastikan, kekuatan armada juga bakal ditambah, supaya sampah yang dibawa penduduk ke depo bisa tertampung.

"Ini untuk mengantisipasi penumpukan (sampah) di depo. Selama ini kita mengoperasionalkan 22 armada, di mana 14 di antaranya di depo. Nanti dikasih serep 1 per depo," ucapnya, Senin (28/8/2023).

Singgih tidak memungkiri, seandainya setiap depo hanya diperkuat 1 armada saja, dipastikan kondisinya bakal penuh sebelum pukul 13.00 WIB.

Fenomena itu, bahkan dijumpainya langsung ketika menyambangi salah satu depo di kawasan Lapangan Karang, Kotagede, Minggu (27/8/2023) pagi lalu. 

"Masih pagi, tapi truknya sudah penuh. Sementara, warga masih berdatangan. Kemudian, saya minta agar deponya dibuka, biar sampahnya bisa ditaruh di depo dulu, tidak di jalanan, ya," cetusnya.

Menurutnya, kebijakan ini memang menjadi upaya 'pemindahan' sampah yang dibuang di jalan, menuju depo-depo yang telah dioperasionalkan.

Bukan tanpa alasan, dalam satu hari, armada DLH yang menyisir jalan-jalan protokol, bisa mengumpulkan lebih dari 15 ton sampah hasil pembuangan liar.

"Tapi, penyisiran tetap kami lalukan, pagi dan sore hari, khususnya di lokasi-lokasi yang sering digunakan untuk membuang atau menaruh sampah oleh warga yang tidak bertanggungjawab," ucapnya.

"Sekaligus untuk evaluasi, karena selama ini sampah yang tersisir itu lebih dari 15 ton per hari. Nah, setelah penambahan jam operasional ini, angkanya masih sama atau berkurang," ucap Singgih.

Alhasil, ia pun menyatakan, hasil dari kebijakan ini bakal rutin dipantau selama lima hari ke depan, guna melihat progres apakah fenomena tumpukan sampah di wilayahnya tetap marak atau tidak.

"Kami tekankan lagi, sampah yang dibuang ke depo harus dalam kondisi terpilah. Mulai kemarin sampai 5 hari ke depan akan kita evaluasi. Harapannya, tidak ada lagi sampah yang dibuang di pinggiran jalan," pungkasnya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved