Berita Jogja Hari Ini

Problem Sampah Yogya, Pakar UGM: Solusinya Bukan Teknologi, Tapi Budaya Mengolah dari Rumah

Pakar Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir. Wiratni, S.T., M.T., Ph.D., IPM menjelaskan, sejak dulu, pemerintah sudah menyediakan Tempat

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Problematika sampah di Yogyakarta bisa terselesaikan dengan perubahan gaya hidup masyarakat, tak semata-mata dengan teknologi canggih saja.

Pakar Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir. Wiratni, S.T., M.T., Ph.D., IPM menjelaskan, sejak dulu, pemerintah sudah menyediakan Tempat Pembuangan Sampah 3R, yakni reduce, reuse dan recycle.

Dia menyebut, di Sleman, setidaknya ada 23 fasilitas yang telah disediakan.

Dengan begitu, sebenarnya, masyarakat bisa membuang sampah ke sana, termasuk plastik yang bisa digunakan kembali.

Sementara, untuk sampah organik, bisa dijadikan kompos dan lain sebagainya.

“Tapi pertanyaannya, 23 unit ini beroperasi apa gak? Ada penelitian mahasiswa S2 saya, ternyata dari 23 ini, hanya berapa persen yang beroperasi, lebih banyak yang tidak (beroperasi),” paparnya dalam agenda Pojok Bulaksumur di Selasar Kampus UGM, Senin (21/8/2023).

Dia menyebut, usaha pemerintah sudah banyak, termasuk memberdayakan bank sampah dengan membentuk kelompok dan membiayai bank-bank sampah itu.

Namun, menurutnya, tidak semua orang tahu tentang informasi tersebut.

“Pandangan saya, enforcement-nya (desakan) belum ada. Fasilitasnya sudah ada, teknologi juga sudah ada dan tinggal enforcement-nya itu,” terang Wiratni.

Dia mencontohkan, hingga kini, tidak ada bedanya orang yang mau memilah sampah dan yang tidak. Semua sama-sama membayar iuran sampah dengan nominal tertentu.

“Itu bukan di teknologinya kan, tapi budaya ngolah itu yang tidak ada. Sudah terlanjur tidak aware dengan sampah yang dihasilkan. Bagi kita, yang penting sampah itu keluar dari rumah kita, gak peduli itu nanti gimana,” jelasnya.

Sampah Jangan Dibakar

Wiratni menyebut, ada baiknya memilih teknologi pengolahan sampah jangan terburu-buru, apalagi memilih yang langsung membakar sampah.

Hal ini karena sampah di Indonesia, lebih dari 70 persen, adalah sampah organik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved