BPBD Bantul Sebut Krisis Air Saat Musim Kemarau 2023 Lebih Parah Dibanding Tahun Sebelumnya

Sejak musim kemarau 2023 berlangsung, pihaknya menyebut telah menyalurkan sebanyak 21 tangki air atau setara 105.000 liter air bersih

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
Kepala BPBD Kabupaten Bantul, Agus Yuli Herwanto, Kamis (17/8/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul menyebut kondisi musim kemarau 2023 memberikan dampak krisis air yang signifikan dibanding tahun sebelumnya. 

"Lebih parah musim kemarau yang sekarang. Kalau musim kemarau tahun lalu kan kemarau basah, jadi tidak ada yang minta dropping air bersih," ucap Kepala BPBD Kabupaten Bantul, Agus Yuli Herwanto, kepada wartawan , Kamis (17/8/2023).

Sejak musim kemarau 2023 berlangsung, pihaknya menyebut telah menyalurkan sebanyak 21 tangki air atau setara 105.000 liter air bersih dari total 382 tangki air atau setara 1.910.000 liter air bersih yang disediakan olehnya.

Disampaikannya, ratusan ribu air bersih itu telah disalurkan ke sejumlah wilayah yang ada di Kabupaten Bantul.

Akan tetapi, ia tidak mengetahui secara pasti mana saja wilayah yang terdampak krisis air bersih selama musim kemarau 2023.

"21 tangki air yang tersalurkan itu adalah data update yang saya pegang. Tapi, saya belum punya data wilayah mana saja yang terdampak kekeringan dan membutuhkan dropping air, karena biasanya ada tim saya yang menangani itu," jelasnya.

Pihaknya pun terus mengimbau kepada masyarakat, setidaknya dapat memanfaatkan penggunaan air bersih dengan bijak dan sesuai akan kebutuhan sehari-hari. 

"Karena, puncak musim kemarau itu kan berlangsung pada Juli-Agustus 2023. Ya, walau hari ini ada hujan tapi kan belum memberikan efek terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi air bersih kepada masyarakat yang terdampak kekeringan," kata Agus.

Sementara itu, Kepala Dinsos Kabupaten Bantul, Gunawan Budi Santoso, menyampaikan bahwa saat ini ada dua kapanewon di wilayahnya meminta dropping air bersih

"Kalau untuk titiknya saya tidak hapal. Tapi, ada di Kapanewon Dlingo dan Kapanewon Kasihan," tuturnya. 

Disampaikannya, permintaan dropping air bersih itu telah berlangsung dalam beberapa waktu terakhir.

Hal itu terjadi karena kondisi sumur umum yang kering dan ada pula karena pompa sumur umum rusak.

"Jadi, minimal dua atau tiga hari sekali itu kami lakukan dropping air bersih sebanyak 15.000 liter atau tiga tangki air," tutup Gunawan.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved