Berita Klaten Hari Ini
Mencicipi Kopi Sapuangin Khas Gunung Merapi, Ditanam di Ketinggian 1.300 Mdpl
Kopi sapuangin bisa dinikmati oleh pengunjung di Sapuangin Coffee and farm yang berada di Dukuh Pajegan, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupate
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Kopi di lereng Gunung Merapi Kabupaten Klaten, Jawa Tengah telah ditanam sejak berpuluh-puluh tahun lamanya.
Namun, selama ini kopi-kopi yang ditanam itu hanya dikonsumsi oleh warga dan tidak untuk dikomersialkan secara luas.
Beberapa tahun terakhir, kunjungan wisatawan ke objek wisata di lereng Gunung Merapi Klaten meningkat cukup signifikan.
Menangkap peluang itu, para pemuda di lereng Gunung Merapi di Kabupaten Klaten mulai minuman yang menjadi ciri khas kawasan itu, yakni kopi sapuangin.
Baca juga: UPDATE Kebakaran Gunung Andong : Api Berhasil Dipadamkan, Berikut Kondisi Terbarunya
Kopi sapuangin bisa dinikmati oleh pengunjung di Sapuangin Coffee and farm yang berada di Dukuh Pajegan, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Dukuh Pajegan ini merupakan dukuh tertinggi di Desa Tegalmulyo. Berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).
Di dukuh dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (Mdpl) ini lah kopi sapuangan ditanam.
"Kopi ini ditanam di lereng Merapi, di ketinggian minimal 1.300 Mdpl," ujar anggota Sapuangin Coffe dan farm, Jumar (31) saat berbincang dengan TribunJogja.com di Pasar Tani Klaten, Jumat (11/8/2023).
Menurutnya, sejak berpuluh tahun lamanya kopi jenis arabika tumbuh subur di kawasan lereng Merapi itu. Namun, para pemuda setempat belum paham cara menanam yang benar dan cara mengolahnya.
Setelah datangnya para komunitas pecinta kopi di daerah itu, para pemuda akhirnya mendapat pengetahuan baru cara menanam, merawat dan mengolah kopi yang sudah matang.
"Itu tahun 2015, dan sekitar tahun 2018 kita bangun Sapuangin Coffe dan farm," urainya.
Luas tanam kopi di Pajegan belum terkondisi dalam satu petak lahan, diakui Jumar, tanaman kopi masih ditanam secara terpisah-pisah dan dikembangkan oleh warga sekitar
"Satu petak tanah seluas 800 meter persegi minimal ada 100 batang kopi dan diselingi dengan sayur mayur," ucapnya.
Ada tiga jenis kopi yang biasa ditanam warga di kawasan itu yakni, yellow bourboun, mix varietas dan sapuangin ateng super.
"Kalau yellow bourboun itu matangnya hanya warna kuning, kalau yang lain merah, jadi itu masuk khasnya sini juga," akunya.
Bupati Klaten Belum Terima Laporan Kasus Beras Oplosan di Wilayahnya |
![]() |
---|
Pamitan ke Dapil 1, Bupati Klaten Penuhi Janji Beri Bantuan Turunkan Angka Stunting |
![]() |
---|
Lagi, Bocah Berusia 11 Tahun di Klaten Tewas Tersetrum Listrik saat Hujan-hujanan |
![]() |
---|
Bupati Klaten Resmikan Palang Pintu Perlintasan Sebidang Kereta Api di Desa Boto |
![]() |
---|
Amankan 1.500 Miras pada Januari-November 2024, Polres Klaten Sidangkan 34 Kasus Tipiring Miras |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.