Kisah Inspiratif Rintis Usaha, Cerita Pasutri di Magelang Produksi Abon Ikan Lele

Banyak peminatnya abon ikan lele jumbo buatan pasutri ini, tidak lepas dari proses hingga pemilihan bumbu yang memperhatikan segi kualitas.

Ayin mengatakan, proses pembuatan abon masih dilakukan secara manual untuk menjaga rasa. Begitupun, bumbu yang dipakai harus segar dan bagus.

"Menjaga rasa bagi kami yang paling utama. Untuk ikan dipastikan memakai ikan yang segar yang baru diambil dari kolam. Bumbu nya juga pilihan yang terbaik yang sudah disortir terlebih dahulu,"ujarnya.

Untuk pembuatan abon ikan lele, kata dia, dimulai dari membersihkan ikan lele.

Kemudian, dimarinasi memakai peruk nipis, garam, dan jahe segar. Lalu, dikukus sekitar 30-45 menit. Setelah lunak, daging lele dikerok dan disuwir menggunakan garpu.

"Lalu, bumbu tadi ditumis dan harus benar-benar matang agar tidak mengubah rasa. Lalu, suwiran lele itu ditumis bersama bumbu tadi. Untuk abon lele ini bisa bertahan hingga satu bulan jika disimpan di dalam freezer ,"ujarnya.

Karena produknya yang berkualitas dan memiliki cita rasa gurih ini.

Dirinya pun berkesempatan untuk menjajakan produknya pada even Tour de Borobudur (TdB) yang bakal dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Bahkan, produknya sudah dipesan sebanyak 200 pack untuk merchandise even balap sepeda terbesar di Jawa Tengah itu.

"Tentu sangat senang sekali bisa terlibat dalam even besar ini. Ini menjadi semangat kami sebagai UMKM untuk terus berproses menjadi lebih baik lagi. Tentu saja ini, menjadi dorongan juga agar tetap berusaha dan mau berinovasi.

"Ke depan, saya sedang mengurus untuk PIRT dan logo halal untuk produk kami, agar semakin mudah untuk pemasarannya,"urainya. (Tribunjogja.com/Nanda Sagita)