Penutupan TPA Piyungan

Gambaran Kondisi TPST Tamanmartani yang Disiapkan Jadi Solusi Jangka Panjang Pengolahan Sampah

TPST Tamanmartani yang masih dalam proses pembangunan diperintahkan untuk digunakan sebagai tempat penampungan sampah sementara

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Proses pengerjaan pembangunan TPST Tamanmartani, di Kalasan, Kabupaten Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - TPST Tamanmartani yang berada di Kalasan disiapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman untuk solusi jangka panjang pengolahan sampah terpadu di Bumi Sembada.

Namun dalam perkembangannya, TPST Tamanmartani yang masih dalam proses pembangunan ini diperintahkan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X untuk digunakan sebagai tempat penampungan sampah sementara di Kabupaten Sleman.

Hal itu dilakukan sebagai solusi sementara selama TPA Piyungan ditutup. 

Saat ini, pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tamanmartani di Kalasan juga masih terus berjalan.

Pekerjaan persiapan lahan dengan membangun pondasi talud, dinding pagar keliling dan akses jalan masuk sudah signifikan dengan capaian sekitar 90 persen.

Pekerjaan tahap awal ini ditargetkan rampung pada 8 Agustus mendatang. 

"Pekerjaan kami ini penyiapan lahan. Dikerjakan selama tiga bulan dan terakhir (pekerjaan) tanggal 8 Agustus. (Dikatakan 90 persen) sudah bisa," kata Bambang Pamungkas, Pelaksana Lapangan pembangunan TPST Tamanmartani ditemui lokasi, Jumat (28/7/2023).

Alat berat beroperasi dalam pekerjaan pembangunan TPST Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman
Alat berat beroperasi dalam pekerjaan pembangunan TPST Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman (TRIBUNJOGJA.COM/Ahmad Syarifudin)

 

TPST Tamanmartani dibangun di atas Tanah Kas Desa seluas lebih dari satu hektar.

Lokasinya cukup strategis dibangun di pinggir jalan.

Pembangunan persiapan lahan dikerjakan oleh CV Simba Abadi dengan kontrak pekerjaan selama tiga bulan dengan nilai lebih dari Rp6 miliar.

Progres pembangunan di lapangan sudah cukup baik.

Dinding pagar keliling, untuk pengolahan sampah, sudah terbangun meskipun ada beberapa bagian yang masih dalam pengerjaan. 

Baca juga: TPST Disiapkan untuk Pengolahan, Kalurahan Tamanmartani Cari Solusi Lokasi Pembuangan Sampah

Baca juga: Instruksi Sultan HB X Soal Penanganan Sampah: Segera Buka TPST Tamanmartani


Dinding pagar yang dibangun menggunakan bahan precast beton ini memiliki ketinggian yang berbeda-beda.

Tinggi dinding bagian timur mendekati 6 meter. Sedangkan dinding sebelah barat 2,3 meter dan dinding bagian selatan 1,8 meter.

Perbedaan tinggi dinding ini karena kontur tanah di lokasi pembangunan tidak rata. Pembangunan dinding ini sudah hampir selesai.

"Mungkin Minggu depan sudah bisa dilakukan pengecoran jalan masuk," kata dia. 

Pantauan Tribunjogja.com di lokasi, alat berat terus bekerja. Sejumlah pekerja juga tengah mengerjakan bagian ya belum selesai.

Menurut Bambang, progres pengerjaan persiapan lahan di TPST Tamanmartani ini sesuai target yang telah ditentukan.

Proses pengerjaan pembangunan TPST Tamanmartani di Kalasan Sleman
Proses pengerjaan pembangunan TPST Tamanmartani di Kalasan Sleman (Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin)

Talud telah terbangun dan dinding keliling lahan juga tinggal menyisakan beberapa bagian.

Jika tidak ada halangan, jalan masuk selebat 7,7 meter sudah mulai bisa dilakukan pengecoran pekan depan. 

"Pengecoran ini kami kejar. Perkiraan saya mungkin Senin, Selasa, Rabu depan selesai. Tapi pengerjaan (pengecoran) apakah nanti pakai pompa atau tidak, ini akan mempengaruhi lama cepatnya pengerjaan," terang Bambang. 

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, mengatakan sesuai perintah Ngarso Dalem, Kabupaten Sleman memang diperintahkan untuk menyelesaikan sampahnya sendiri sehingga pihaknya akan memaksimalkan keberadaan TPST yang ada di Kalasan.

Progres pembangunan di TPST Tamanmartani itu menurut dia sudah 90 persen.

Walau demikian, pengolahan sampah di Sleman selain di TPST juga akan dilakukan dengan gerakan memilah sampah dari rumah. 

"Jadi dari warga masyarakat Sleman ada yang memilahnya. Yang di (wilayah) pinggir-pinggir itu kan tanahnya masih luas sehingga nanti yang organik ditanam di situ menjadi pupuk. Begitu juga nanti yang kita ambil yang dari rumah tangga yang ada perumahan-perumahan nanti kan sudah dipilah. Di pilah nanti kita garap di Kalasan itu diolah menjadi briket," kata dia.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved