Kasus Antraks di Gunungkidul
Hasil Sampel Tanah Semuluh Lor Semanu Gunungkidul Negatif Antraks
Hasil diketahui dari sampel tanah lokasi penyembelihan ternak dan baru diterima pada Rabu (26/07/2023).
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul telah menerima hasil laboratorium terkait dugaan antraks di Padukuhan Semuluh Lor, Kalurahan Ngeposari, Semanu.
Hasil diketahui dari sampel tanah lokasi penyembelihan ternak.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, DPKH Gunungkidul , Retno Widyastuti mengatakan hasil tersebut baru diterima pada Rabu (26/07/2023).
"Hasil dari laboratorium menyatakan sampel tanahnya negatif antraks ," kata Retno.
Menurutnya, ini berarti tidak perlu ada penambahan ring zona rawan antraks .
Baca juga: Dinkes Gunungkidul Sebut Warga Semuluh Lor yang Positif Antraks Sempat Kontak dengan Ternak
Sebelumnya, zona rawan antraks sudah ditetapkan di wilayah Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Semanu.
Meski hasilnya negatif, Retno mengatakan pihaknya tetap melakukan antisipasi pada ternak di Semuluh Lor, terutama dari paparan antraks .
"Tetap kami upayakan agar daya tahan tubuh ternak di sana tetap terjaga," jelasnya.
Sampel tanah diambil dari tempat penyembelihan kambing di Semuluh Lor.
Diketahui ada 2 kambing yang dilaporkan sakit, salah satu mati dan lainnya sakit lalu disembelih warga dan dikonsumsi.
DPKH Gunungkidul pun sudah melakukan berbagai tindakan sembari menunggu hasil lab keluar.
Antara lain menyiram tanah tempat penyembelihan dengan formalin untuk disinfeksi.
"Kami minta warga di sana menjaga ternaknya, dan melapor jika terjadi sesuatu," kata Retno.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul , Dewi Irawaty sebelumnya menyampaikan satu warga Semuluh Lor positif antraks .
Warga ini sebelumnya sudah berstatus Suspek karena bergejala.
Meski begitu, belum diketahui bagaimana ia terpapar antraks .
Baca juga: Aktivitas di Semuluh Lor Semanu Gunungkidul Terus Dipantau Usai Satu Warga Positif Antraks
Sebab sebelum menyembelih kambing, warga tersebut diketahui sempat mengunjungi Padukuhan Jati.
Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty membenarkan jika warga tersebut sempat kontak dengan ternak.
Tapi belum dipastikan apakah kontak dengan ternak di Jati atau karena penyembelihan di Semuluh Lor.
"Tim di lapangan masih terus melakukan penelusuran," kata Dewi.
Sebagai informasi, spora dari bakteri antraks bisa terbawa oleh tubuh manusia.
Antraks pun bisa menular lewat media cairan seperti luka di tubuh manusia atau darah dari ternak.
Meski begitu, antraks merupakan penyakit bersifat zoonosis. Artinya penularan terjadi hanya antara hewan dan manusia.( Tribunjogja.com )
Pemkab Gunungkidul Belum Berlakukan Status KLB Antraks |
![]() |
---|
DPKH Gunungkidul Rampungkan Vaksinasi Antraks di Zona Merah dan Kuning |
![]() |
---|
Tangani Antraks, DPKH Gunungkidul Programkan Vaksinasi Ternak Selama 10 Tahun |
![]() |
---|
Sampel Tanah Negatif Antraks, Warga Semuluh Lor Semanu Tetap Diminta Waspada |
![]() |
---|
Dinkes Gunungkidul Sebut Warga Semuluh Lor yang Positif Antraks Sempat Kontak dengan Ternak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.