Kasus Antraks di Gunungkidul

Satu Warga Semuluh Lor Semanu Positif Antraks, DPKH Gunungkidul Tunggu Hasil Sampel Lainnya

Satu warga Padukuhan Semuluh Lor, Kalurahan Ngeposari, Semanu Gunungkidul dinyatakan positif Antraks.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
Istimewa
Ilustrasi : Petugas Balai Besar Veteriner Yogyakarta saat akan mengambil sampel tanah yang tercemar Antraks di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Semanu, Rabu (05/07/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Satu warga Padukuhan Semuluh Lor, Kalurahan Ngeposari, Semanu Gunungkidul dinyatakan positif Antraks.

Hal itu didapatkan berdasarkan hasil laboratorium dari warga yang sebelumnya dinyatakan bergejala.

Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan warga yang positif Antraks ini merupakan salah satu dari dua warga yang awalnya dilaporkan bergejala.

"Salah satu warga yang Suspek ini dipastikan terpapar Antraks," kata Dewi pada wartawan, Selasa (25/07/2023).

Baca juga: BREAKING NEWS : Satu Warga Semuluh Lor Semanu Gunungkidul Dinyatakan Positif Antraks

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Retno Widyastuti mengatakan pihaknya juga masih menunggu hasil laboratorium dari sampel yang dikirim ke laboratorium.

Sebelumnya, pihaknya telah mengambil sampel tanah dari lokasi penyembelihan kambing di Semuluh Lor.

Sampel tersebut sudah dikirimkan sejak 16 Juli 2023 lalu ke laboratorium.

"Kami masih menunggu hasilnya, sehingga belum bisa dipastikan apakah ada kasus lain Antraks atau tidak di Semuluh Lor," jelas Retno.

Sementara itu, ia memastikan kasus Antraks pada ternak di Padukuhan Jati sudah terkendali.

Upaya pencegahan pun hingga kini masih terus dilakukan, dengan pemberian antibiotik hingga vaksin.

Sebelumnya, Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan warga yang positif Antraks ini merupakan salah satu dari dua warga yang awalnya dilaporkan bergejala.

Pihaknya mengambil sampel dari 22 warga yang diketahui ikut menyembelih dan mengonsumsi daging kambing di Semuluh Lor. Adapun 21 lainnya dinyatakan negatif Antraks.

Dewi juga melaporkan jika 45 warga di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Semanu masih dinyatakan positif Antraks. Wilayah ini adalah yang pertama dilaporkan ada kasus pada 2023 ini.

"45 orang ini sebelumnya menjalani tes ulang bersama 100 warga Jati lainnya," jelasnya.

Usai hasil lab diketahui, Dewi mengatakan pihaknya masih terus melakukan surveilans hingga sosialisasi pencegahan Antraks.

Surveilans ini dilakukan selama 2 kali masa inkubasi atau 120 hari.

Penanganan terhadap warga yang positif pun sudah dilakukan, baik yang bergejala maupun tidak. Pihaknya pun berharap dua kasus ini jadi pembelajaran bagi masyarakat.

"Jangan lagi mengonsumsi daging dari hewan yang sakit atau mati mendadak, demi menghindari penularan penyakit," ujar Dewi. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved