Berita Purworejo

Belasan Pelajar yang Terlibat Aksi Tawuran di Purworejo Saling Tantang Lewat Medsos

Sebanyak 14 anak berusia di bawah umur di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah berhasil diamankan oleh Satreskrim Polres Purworejo belum lama ini.

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Dewi Rukmini
KBO Reskrim Polres Purworejo, Iptu Tri Atmoko, menunjukkan senjata tajam yang ikut diamankan bersama 14 pelajar terduga pelaku aksi tawuran di Jalan Purworejo-Magelang, Dusun Simpu, Desa Ketosari, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Kamis (20/7/2023). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO - Sebanyak 14 anak berusia di bawah umur di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah berhasil diamankan oleh Satreskrim Polres Purworejo belum lama ini.

Anak-anak yang berstatus pelajar di salah satu SMK swasta di Kabupaten Purworejo itu terpaksa berurusan dengan polisi karena nekat melakukan aksi tawuran sambil membawa senjata tajam. 

Aksi tawuran yang terjadi di Jalan Purworejo-Magelang, Dusun Simpu, Desa Ketosari, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Senin (17/7/2023) itu sempat viral di media sosial. 

Pelajar yang terlibat pun diduga lebih dari 30 orang. Enam orang pelajar di antaranya telah diamankan pada Selasa (18/7/2023) sore dan delapan anak ditangkap Kamis (20/7/2023) pagi. Sehingga polisi telah mengamankan 14 orang dan belasan sisanya masih dalam pencarian. 

KBO Reskrim Polres Purworejo, Iptu Tri Atmoko, mengungkapkan bahwa seluruh pelajar yang terlibat tawuran berasal dari satu sekolah sama, yakni salah satu SMK swasta di Kabupaten Purworejo. Mereka melawan sekelompok murid dari salah satu SMK swasta di Kota Magelang. 

Sebelum melakukan tawuran, kedua kelompok pelajar itu ternyata saling tantang-menantang lewat media sosial. 

"Jadi anak-anak itu saling menantang lewat media sosial. Salah satu anak men-direct message (DM) instagram murid di SMK swasta Magelang. Terus kedua kelompok pelajar itu sepakat tawuran, titiknya sudah ditentukan di Jembatan kembar (Kedungagung) Desa Kalijambe," jelas Tri, Kamis (20/7/2023). 

Mirisnya dalam aksi tawuran itu, Tri menduga ada percobaan kaderisasi. Sebab, beberapa pelajar yang diajak tawuran adalah anak-anak atau murid baru yang notabenenya masih 2 hari masuk sekolah. 

"Media sosial dipakai untuk tantang-tantangan dalam rangka ada murid baru. Mereka mengajak beberapa murid baru untuk tawuran. Nah yang maju tawuran itu murid-murid baru, sedangkan yang senior (kakak kelas) mengamati," terangnya. 


Tri mengungkapkan, alumni ataupun siswa yang telah dikeluarkan dari SMK swasta tersebut juga berperan aktif dalammempengaruhi murid lainnya untuk melakukan tawuran. Orang-orang itu biasa mengumpulkan massa untuk tawuran lewat grup WhatApps secara spontan.

Terkait hal itu, Tri pun menghimbau kepada orang tua untuk mengawasi penggunaan Handphone anaknya. Terutama mengecek keikutsertaan anak dalam sebuah grup WhatApps. 

"Orang tua harus mengawasi komunikasi anaknya dengan siapa saja. Jika anak berada di luar sekolah juga harus benar-benar di cek keberadaannya di mana, dengan siapa, dan dalam rangka apa," pesannya. 

Sementara itu, salah satu pelajar yang diamankan polisi, LB, mengaku dijemput di rumahnya yang berada di Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, saat malam hari usai tawuran. Pelajar Kelas XII SMK itu membenarkan bahwa sebelum aksi tawuran sempat saling tantang dulu lewat Instagram.

"Iya saling tantang lewat Instagram. Malam sebelum ketemuan itu disuruh kumpul di warung. Sudah ada janjian dengan SMK swasta dari Magelang. Siswa sana nantang sini. Kami mintanya kosongan (tidak bawa senjata tajam), tapi sana minta bawa. Terus Senin sore ketemu, tapi belum sempat aksi balik, ternyata sudah viral," ucapnya. (drm)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved