288 Siswa Ikuti MPLS di SMK SMTI Yogyakarta

Kepala SMK SMTI Yogyakarta, Rr Ening Kaekasiwi menjelaskan MPLS diawali dengan apel penyerahan siswa oleh orangtua kepada sekolah.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Istimewa
Kepala SMK SMTI Yogyakarta, Rr Ening Kaekasiwi (kiri) menyambut murid baru yang mengikuti MPLS selama 10-14 Juli 2023 di halaman SMK SMTI Yogyakarta 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sebanyak 288 siswa mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMK SMTI Yogyakarta, mulai Senin-Jumat (10-14/7/2023).

Kepala SMK SMTI Yogyakarta, Rr Ening Kaekasiwi menjelaskan MPLS diawali dengan apel penyerahan siswa oleh orangtua kepada sekolah.

Ada dua perwakilan orangtua, dari murid laki-laki dan perempuan yang mengikuti apel, Senin (10/7/2023).

“MPLS ini wajib diikuti oleh siswa baru karena memang untuk pengkondisian siswa dari SMP menuju ke SMK yang mungkin pelajarannya kok berbeda,” ujar Ening ketika ditemui Tribun Jogja di sekolah, Senin (10/7/2023).

Dia mengatakan, dari 288 siswa itu, sebagian besar berasal dari DI Yogyakarta dan hanya sekitar 10 persen dari luar daerah.

Adapun peserta yang berminat untuk masuk ke SMK di bawah naungan Kementerian Perindustrian itu mencapai lebih dari 2.200 orang.

Maka, keketatannya mencapai setidaknya 1:10 atau 1 kursi diperebutkan oleh 10 orang.

“Di SMK SMTI Yogyakarta, MPLS dilaksanakan selama empat hari. Seharusnya, selama lima hari, tapi ini kami padatkan dari jam 07.15-15.00 WIB,” terang dia.

Di hari terakhir MPLS, para siswa akan diminta menggelar karya yang sudah mereka buat selama MPLS berjalan.

Karya tersebut berkaitan dengan pengelolaan limbah untuk dijadikan barang yang menarik maupun bernilai ekonomis lagi.

“Mereka akan bergabung dengan murid yang sudah naik kelas XI untuk menggelar karya mereka. Jadi, mereka ada tugas yang dipamerkan di hari terakhir itu,” paparnya.

Ening menjelaskan, pembuatan karya hasil pengelolaan limbah itu sengaja dilakukan untuk meningkatkan kepedulian murid dengan limbah-limbah yang ada di sekitar.

Mereka bisa memanfaatkan limbah untuk membuat barang-barang menarik, seperti tas.

Tak hanya membuat karya, dikatakan Ening, para siswa juga bakal dikenalkan dengan para wakil kepala sekolah, termasuk apa saja yang ada di sekolah ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved