Ratusan Batik Tulis Karya Difabel Kota Magelang Dipamerkan, Ada yang Termahal Seharga Rp2 Juta
Batik termahal dalam lelang tersebut laku terjual senilai Rp2.090.000 yang dibeli oleh Wali Kota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Penyandang difabel di Kota Magelang memamerkan ratusan karya batik tulis hasil kreasi di Pendopo Pengabdian Kota Magelang, Senin (3/7/2023).
Menariknya, sebagian batik tulis karya difabel ini dijual dengan sistem lelang.
Batik termahal dalam lelang tersebut laku terjual senilai Rp2.090.000 yang dibeli oleh Wali Kota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz.
Ketua Komunitas Difabel Kota Magelang, Ariyani, mengatakan rata-rata harga jual batik tulis hasil kreasi para penyandang difabel senilai Rp350 ribu-Rp500 ribu.
Hal itu sesuai pola dan motif yang unik karena berdasarkan imajinasi dan kreasi para penyandang difabel.
"Ada ratusan batik yang dibawa hari ini, hasil dari buatan 26 difabel. Tidak ada nama motifnya, karena memang (dibuatnya) sesuai dengan kreasi dan imajinasi daripada difabel. Untuk ukurannya 2 meter biasanya ini untuk dibuat baju. Tetapi, kami juga membuat taplak meja dengan harga Rp100 ribu per-satuannya,"ujarnya di sela Kegiatan.
Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan Pemerintah Kota Magelang lewat Japri Difa (Jadi Pengusaha Mandiri Pekerja Difabel).
Yakni, difabel didorong untuk menghasilkan karya-karya yang unik dan siap dipasarkan.
"Dengan kegiatan seperti ini, bisa membuat difabel menjadi lebih mandiri. Di satu sisi, kami juga kesulitan untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kami. Sehingga, melalui Japri Difa ini bisa menambah pemasukan kami juga. Ya, harapannya bisa mendukung ekonomi juga,"paparnya.
Kepala Disnaker Kota Magelang, Wawan Setiadi, mengatakan para difabel sebelumnya mendapatkan pelatihan membatik di perajin Batik Nanom.
"Itu, pelatihan ada yang 2 Minggu maksimal satu bulan. Dan, hasilnya luar biasa ini semua karya mereka 100 persen. Masing-masing pembatik ditulis tangan. Jadi, ini kegiatan juga sebagai capacity building karena disebut disabilitas itu kan karena tidak ada akses, kalau ada akses namanya inklusi. Jadi, ini kami berikan akses untuk berkarya,berseni, maupun bersosialisasi. Jadi semuanya terlibat,"ucap dia.
Melihat potensi batik karya difabel ini, Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz mengatakan, adanya kegiatan ini agar mengingatkan bahwa kekurangan itu jangan menyurutkan semangat berinovasi dan berkreasi.
"Ya, Alhamdulillah dengan kegiatan ini mereka (difabel) bisa terfasilitasi. Harapannya, Difabel bisa hidup lebih baik makanya kita harus saling tolong-menolong. Untuk hasil karyanya tadi saya akui bagus karena punya bakat diajari sebentar langsung bisa,"ucapnya.
Ia menuturkan, pihaknya juga akan membantu untuk pemasaran hasil karya para difabel.
Misalnya, dengan ditempatkan di UKM Center atau kegiatan-kegiatan outdoor lainnya.
"Ya akan bantu pemasarannya, Agustus atau September ini kita juga ada Pekan Raya Magelang. Kita tunggu nanti (hasil karya difabel) di Alun-Alun,"urainya. (*)
| Hasil TNI Manunggal Membangun Desa di Gelangan Kota Magelang |
|
|---|
| Persiapan Magelang Siaga Bencana Saat Puncak Musim Hujan Awal Tahun 2026 |
|
|---|
| Sewindu World Wayang Way: Sanggar Kinnara Kinnari Ajak Anak Muda Lestarikan Warisan Budaya Takbenda |
|
|---|
| Batik Warna Alami Inovasi UMKM Sleman Untuk Ekosistem Fesyen Berkelanjutan |
|
|---|
| PMI Kota Magelang Gelar DACC 2025, Wujudkan Masyarakat Siap dan Tanggap Bencana |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.