Percobaan Perkosaan Mahasiswi S2

Mahasiswi S2 Nyaris Diperkosa di Indekos Sleman, Sosiolog UNY: Ada Perubahan Budaya Toleransi

Kecuekan itu menimbulkan banyak hal negatif, kata dia. Tak hanya pemerkosaan, tapi juga pencurian hingga seks bebas.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Intisari Online
Ilustrasi : percobaan pemerkosaan 

Pemilik jadi tidak tahu ada aturan di padukuhan, tidak juga menerapkan dan penghuni adalah pendatang.

Grendi menganggap, kini banyak anak muda yang memilih kebebasan saat mencari indekos.

Minimnya aturan dari pemilik membuat mereka memiliki lebih banyak privasi, seperti tidak ada jam malam, kunci gembok pagar bawa sendiri dan lain sebagainya.

“Kalaupun ada pemilik indekos di situ, mereka biasanya juga menganggap mahasiswa sudah mandiri, bisa mengurus dirinya sendiri. Jadi, semakin berkuranglah kepedulian itu,” ucap dia.

Grendi juga menambahkan, kini ronda di daerah banyak tergantikan dengan membayar uang jimpitan saja.

Padahal, ronda itu bisa mencegah dan mengenali orang-orang asing yang tetiba masuk ke dalam area tersebut.

“Banyak tetangga sibuk dengan dunianya, lingkungan sosial itu sebatas sarana formalitas saja. Buktinya, banyak yang milih ganti bayar saja daripada ikut siskamling,” bebernya.

Tidak hanya itu, keamanan kini juga diganti dengan menaruh CCTV di daerah tersebut.

Padahal, CCTV hanya sebagai alat pembantu mengawasi saja. Adanya CCTV bukan berarti orang asing tak bisa menerobos masuk ke rumah-rumah indekos.

“Itu hanya terknologi, tidak punya justifikasi bahwa orang ini dikenal atau tidak atau orang ini punya niat baik atau buruk. Idealnya, kepedulian itu tetap harus ditingkatkan untuk menjaga satu sama lain, bukan sekadar kepo,” tukas dia. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved