Merti Kampung Bangunrejo Jogja, Merawat Budaya dan Rasa Syukur Atas Karunia Tuhan
Kampung Bangunharjo menggelar kegiataan merti dusun yang diikuti oleh ratusan warganya
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Seni dan budaya seakan menjadi nafas dan begitu lekat dengan kehidupan sehari-hari warga masyarakat di Kota Yogya.
Tak sebatas demi mendukung daya tarik pariwisata, seni dan budaya juga menjadi jalur yang dipilih untuk menuangkan syukur terhadap anugerah dari Tuhan.
Seperti yang dilakukan oleh warga RW 13 Kampung Bangunrejo, Kricak, Tegalrejo, yang sampai sejauh ini masih memegang komitmen nguri-uri potensi seni dan budaya yang dimilikinya.
Satu di antaranya, melalui agenda rutin Merti Kampung yang digelar setiap satu tahun sekali dan diikuti seluruh lapisan masyarakat.
Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia tampak begitu antusias mengikuti Merti Kampung Bangunrejo, Minggu (11/6/2023) pagi.
Deretan potensi seni dan budaya, seperti bergodo, warokan, topeng ireng, serta jatilan, ditampilkan secara megah di Lapangan Segara Amarta, Tegalrejo.
Tidak berhenti sampai di situ, dua buah gunungan yang bersumber dari swadaya masyarakat pun turut diarak dan dirayah dalam kesempatan ini.
Baca juga: Mengenal Metode Hipnoparenting, Pola Pengasuhan Dengan Mensugesti Hal-hal Positif ke Anak
Baca juga: Harga Bawang Merah di Gunungkidul Merangkak Naik, Ini Pemicunya
Alhasil, selepas dikirab dan didoakan, ratusan warga yang sudah memadati lokasi event, langsung bergegas merayah ragam makanan di gunungan.
Ketua RW 13 Bangunrejo, Haryanto, menyampaikan, dua gunungan yang dirayah di sela Merti Kampung ini punya makna mendalam, sebagai wujud rasa syukur atas nikmat dari Tuhan.
Ia merinci, dua gunungan tersebut masing-masing adalah Gunungan Lanang dan Wedok, dengan isi yang berbeda.
"Ini wujud rasa syukur kita pada Tuhan, di mana sampai hari ini masih diberi kesehatan, keselamatan, rezeki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta kerukunan antar penduduk," ucapnya.
Ia menjelaskan, secara keseluruhan terdapat sekira 700 orang yang terlibat dalam agenda Merti Kampung ini, di mana seluruhnya merupakan perwakilan dari 4 RT di lingkup RW 13 Bangunrejo.
Sehingga, seluruh penampil yang menyajikan pentas seni dan budaya pun otomatis berstatus warga setempat.
"Seluruh warga dari 4 RT kami libatkan, ya, karena tujuannya untuk memepererat silaturahmi juga. Semua hasil swadaya. Sehingga, kegiatan Merti Kampung ini adalah dari warga untuk warga," urainya.
Lebih lanjut, Haryanto menyampaikan, agenda Merti Kampung sebelumnya sempat terhenti karena dampak pandemi Covid-19 dalam kurun dua tahun terakhir.
Sehingga, antusiasme seniman lokal dari kalangan masyarakat kini begitu tinggi, karena mereka butuh wadah guna menyalurkan kreativitasnya.
"Alhamdulillah, warga sangat antusias. Tadi Pak Pj Wali Kota (Singgih Raharjo) juga menyempatkan hadir untuk ikut tebar benih ikan di sungai. Semoga Merti Kampung ini bisa mendatangkan kebaikan untuk seluruh warga kami," pungkasnya. (aka)
Cerita Pak Sapto Sebulan jadi Driver Bajaj Maxride, Banjir Orderan karena Pesaing Sedikit |
![]() |
---|
Kebakaran di SPBU Gedongtengen, Dua Pembeli Jadi Korban |
![]() |
---|
Tumbuh Pesat, Bisnis Kos Ekslusif di Jogja Turut Tingkatkan Pendapatan Daerah |
![]() |
---|
Dishub Kota Yogyakarta Gembosi Ban Mobil Yang Parkir Sembarangan di Jalan Suryotomo |
![]() |
---|
Kebakaran Gerbong Kereta di Pintu Timur Stasiun Tugu Yogyakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.