Kerusuhan di Jalan Tamansiswa

Mengenal Pendopo Tamansiswa, Bangunan Bersejarah yang Rusak Akibat Bentrokan pada Minggu Malam

pendopo yang berada di Jalan Tamansiswa itu merupakan salah satu bangunan bersejarah yang menjadi salah satu tonggak perjalanan dunia pendidikan

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Tribunjogja.com/Miftahul Huda
Perempuan berbaju biru menangis histeris di tengah bentrokan di Tamansiswa 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bentrokan antar-kelompok pecah di Jalan Tamansiswa, Kelurahan Wirogunan, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta, Minggu (4/6/2023) malam.

Kerusuhan di Jalan Tamansiswa berawal dari Jalan Kenari, Kelurahan Muja Muju, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Minggu (4/6/2023) sore, sekira pukul 16.00.

Kerusuhan meluas hingga ke Jalan Tamansiswa Yogyakarta.

Di Jalan Tamansiswa, kerusuhan antarkelompok ini mengakibatkan sejumlah bangunan mengalami kerusakan.

Salah satunya bangunan bersejarah "Pendopo Tamansiswa".

Melihat bangunan bersejarah itu dirusak massa, seorang perempuan tiba-tiba teriak histeris sembari menitikan air matanya berharap bentrokan di Jalan Tamansiswa, Mergangsan, Kota Yogyakarta, segera berakhir.

Perempuan tersebut meminta semua massa pulang ke rumah masing-masing dan suasana dapat kembali normal.

Ia juga terlihat menyesalkan kejadian bentrokan antar massa tersebut sebab telah merusak bangunan bersejarah Pendopo Tamansiswa .

"Kula tiyang (saya orang) Jogja, pak. Besok anak-anak harus sekolah (di sini) ada TK, SD, SMP. Jenengan juga harus bekerja," teriak perempuan berbaju biru itu.

Dia turut mengais sisa-sisa tulisan penanda Pendopo Tamansiswa yang beberapa mengalami kerusakan.

"Kula boten ikhlas (saya tidak ikhlas) bangunan ini bersejarah. Sampun, pak (sudah, pak)," teriak perempuan tersebut merintih.

Tentunya kerusakan Pendopo Tamansiswa itu sangat disayangkan.

Pendopo Agung Tamansiswa.
Pendopo Agung Tamansiswa. (Dokumentasi BPCB DIY)

Sebab, pendopo yang berada di Jalan Tamansiswa itu merupakan salah satu bangunan bersejarah yang menjadi salah satu tonggak perjalanan dunia pendidikan di Tanah Air.

Pendopo Tamansiswa merupakan salah satu bangunan cagar budaya.

Hal ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 243/M/2015 tanggal 18 Desember 2015.

Penetapan ini lantaran bangunan ini memiliki sejarah yang cukup panjang baik dunia pendidikan tanah air maupun perkembangan pendidikan di Yogyakarta.

Bangunan ini berawal pada saat Pusat Perguruan Tamansiswa yang berada di Jalan Gadjah Mada (dahulu Station Weg), Lempuyangan.

Perguruan Tamansiswa berkembang pesat, akibatnya rumah perguruan yang ada di Lempuyangan tidak memadai lagi.

Oleh karena itu, Ki Hajar Dewantara memindahkan Perguruan Tamansiswa ke Wirogunan.

Perguruan Tamansiswa membeli pekarangan dan rumah (sekarang Museum Dewantara Kirti Griya) beserta isinya di Gevangenis Laan Wirogunan (sekarang Jalan Tamansiswa) untuk dijadikan pusat Perguruan Tamansiswa yang baru.

Sewaktu pindah ke Wirogunan, Perguruan Tamansiswa belum memiliki pendopo.

Ki Hajar Dewantara menegaskan perlunya Tamansiswa memiliki pendopo.

Kemudian didirikanlah Pendopo Agung Tamansiswa pada 10 Juli 1938.

Pendiriannya ditandai dengan peletakan batu pertama oleh istri Ki Hajar Dewantara, yaitu Nyi Hajar Dewantara.

Pada 27 September 1938 dilaksanakan upacara pemasangan “molo”, yaitu balok kayu yang terpasang pada bagian bangunan paling atas, berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan kasau di bagian paling tinggi.

Upacara pemasangan molo dilakukan dengan menancapkan paku emas oleh Bendara Pangeran Harya Suryodiningrat.

Pendopo Agung Tamansiswa dibuka secara resmi pada 16 November 1938. Upacara pembukaan bersamaan dengan Kongres Tamansiswa.

Sejak saat itu, penyelenggaraan kongres Tamansiswa selalu dilaksanakan di pendopo. Pada masa revolusi, pendopo berfungsi sebagai tempat “penanaman” nilai-nilai kebangsaan.

Pendopo Agung Tamansiswa dikelola Yayasan Persatuan Perguruan Tamansiswa sampai sekarang. Dimanfaatkan sebagai tempat kunjungan edukatif bagi pelajar.

Selain itu, difungsikan pula sebagai tempat kuliah lapangan bagi mahasiswa.

Masyarakat sekitar juga memanfaatkan Pendopo Agung Tamansiswa untuk berkegiatan sosial, berlatih tari, dan acara kesenian lainnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved