Aktivitas Gunung Merapi, Jumat 26 Mei 2023: Tercatat Ada 24 Kali Guguran Lava Pijar ke Kali Bebeng

Gunung Merapi tercatat mengeluarkan lava pijar sebanyak 24 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1,8 Km

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Istimewa
Ilustrasi : Gunung Merapi terkini mengeluarkan guguran lava 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi tercatat mengeluarkan lava pijar sebanyak 24 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1,8 Km, Jumat (26/5/2023).

Hal tersebut terlihat dalam pengamatan selama enam jam oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, mulai 00.00-06.00 WIB.

Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso mengatakan, secara meteorologi, cuaca cerah dan berawan.

Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 13.5-18 °C, kelembaban udara 60-78.1 persen, dan tekanan udara 839.2-921.5 mmHg.

“Secara visual, gunung jelas, asapa kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 100-150 m di atas puncak kawah,” katanya.

Gempa guguran terjadi sebanyak 42 kali dengan amplitudo 3-19 mm berdurasi 47,7-142,8 detik.

Low frekuensi berjumlah satu kali dengan amplitudo 3 mmm, berdurasi 8.9 detik.

Hybrid/fase banyak terjadi sebanyak tiga kali dengan amplitudo 3-7 mm, S-P : 0.64-0.72 detik, berdurasi 6.1-7.9 detik.

“Tingkat aktivitas Gunung Merapi saat ini berada di level III atau siaga,” jelasnya.

Potensi bahaya saat ini, kata dia, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.

Sektor itu meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara, sektor meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Masyarakat juga diimbau agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung.

“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tukasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved